Kanal24, Malang – Al-Quran dan hadis seringkali menghubungkan antara iman dan amal saleh. Kenapa demikian? Karena iman dan amal saleh adalah satu kesatuan yang saling beriringan. Iman sebagai fondasi keyakinan hati, sedangkan amal sebagai implementasinya. Di bulan Ramadhan, tentunya lebih mudah untuk meningkatkan iman dan amal saleh.
Dalam Kultum Dhuhur Suar Ramadhan yang digelar Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. M. Halim Natsir, S.Pt., MP,. IPM., ASEAN Eng, menyampaikan terdapat dua amalan mudah yang bisa umat Islam jalankan secara istiqomah untuk mencapai iman dan amal saleh. Dua amalan ini diyakini sudah diketahui oleh hampir seluruh umat Islam. Yang menjadi pertanyaan, apakah amalan tersebut sudah benar-benar diresapi oleh hati?
Amalan pertama yang bisa dijalankan adalah membiasakan membaca basmalah atau bismillah. Bismillah mengandung dua arti, yaitu yang pertama, meyakini bahwa Allah SWT merupakan tuhan kita. Pengertian ini berhubungan dengan aqidah dan keimanan manusia. Pengertian kedua, meyakini bahwa Allah SWT maha kasih dan maha penyayang.
“Bismillahirrahmanirrahim. Ini adalah suatu kalimat yang dahsyat. Kalimat yang harus disertai apapun kegiatan yang dilakukan. Jika dihitung, terdapat 19 huruf hijaiyah dalam lafadz basmalah. Terdapat angka 1 dan 9. Artinya, angka 1 adalah angka yang digunakan untuk memulai dan angka 9 angka terakhir. Jadi, setiap perbuatan kita, tidak melupakan bacaan tersebut. Dan itu terus melekat pada diri kita sampai perbuatan selesai,” jelas Prof. Halim
Jika ditarik dalam implementasi kehidupan sehari-hari, bismillah menjadi sesuatu yang terus melekat di hati umat Islam sehingga apapun yang diperbuat selalu ingat bahwa kita diawasi oleh Allah SWT. Allah Maha Melihat dan selalu mengikuti apa yang kita perbuat. Begitupun implementasi dari arti Maha Kasih dan Maha Sayang.
“Kalau kita mau disayang oleh Allah SWT, tentunya kita juga harus saling menyayangi makhluk ciptaannya. Apabila kita berbuat salah kepada sesama, kita harus meminta maaf, Bukan untuk orang lain, tetapi untuk diri sendiri,” tutur Prof. Halim
Sementara amalan kedua yang bisa dijalankan adalah membaca istighfar. Bacaan Istighfar adalah bacaan yang diucapkan untuk memohon ampun kepada Allah SWT untuk menghapus kesalahan yang diperbuat.
Dalam hadist disebutkan bahwa beruntunglah bagi orang yang di dalam catatan amalannya terdapat istighfar yang banyak. Maksud dari hadits itu, istighfar adalah bacaan yang bisa menghapus segala kesalahan. Segala kesalahan diibaratkan sebagai noda dalam hati dan istigfar adalah pembersihnya.
“Astagfirullahaladzim. Bacaan yang sangat dahsyat. Jika kita tidak pernah menghapus kesalahan kita, noda dalam hati akan semakin menumpuk dan mati. Yang dikhawatirkan apabila hati mati, apapun kalimat Allah dikumandangkan, hati kita tidak akan bergetar. Tertutup. Dengan membersihkan hati, ini yang membuat iman dan amal saleh seseorang terjaga.” ujarnya.
Prof. Halim berharap pada diri sendiri dan semua orang untuk selalu membawa bacaan bismillah dan istighfar di dalam setiap tingkah lakunya. Dua amalan ini tidak hanya dijalankan pada bulan suci Ramadhan saja, tetapi juga diteruskan di bulan-bulan berikutnya. (rbs)