Kanal24, Malang – Kawasan Kayutangan tampak tengah berbenah. Hal ini dapat dilihat dari deretan lampu-lampu bernuansa klasik yang terpasang di sepanjang Jalan Basuki Rachmat, Kota Malang, Jawa Timur.
Pembenahan kawasan yang pada masa Hindia Belanda merupakan pusat perekonomian di wilayah Kota Malang tersebut, bertujuan untuk membangkitkan aktivitas ekonomi, khususnya sektor pariwisata dengan daya tarik wisata heritage atau warisan budaya.
Sebelum Pemerintah Kota Malang membenahi wilayah Kayutangan, kawasan tersebut sempat mati suri. Deretan pertokoan lawas yang ada di Kayutangan terkesan tidak berdaya melawan perjalanan waktu yang kian cepat.
Wisata Kampung Heritage Kayutangan (Sukana/Kanal24)
Selain pemasangan lampu-lampu bernuansa klasik di Kayutangan, akses untuk pejalan kaki juga dibenahi dan yang terakhir adalah pemberlakuan arus lalu lintas satu arah. Pembenahan tersebut, menjadi cara Kayutangan untuk menarik minat wisatawan.
Tidak membutuhkan waktu lama, koridor Kayutangan yang berada di arteri Kota Malang tersebut sudah mulai kembali menggeliat dan menarik minat wisatawan. Pertunjukan musik saat akhir pekan pada sejumlah titik, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Deretan toko-toko yang sebelumnya sudah usaha untuk bertahan, sekarang berubah menjadi sejumlah kafe-kafe yang menawarkan wisata kuliner untuk wisatawan. Kafe-kafe tersebut, saat ini melengkapi kawasan Kayutangan sebagai objek wisata baru.
Pemerintah Kota Malang berencana, dalam membangkitkan sektor pariwisata di Kayutangan Heritage tidak sekedar membangkitkan aktivitas wisata pada koridor Kayutangan, tapi juga bisa menyentuh area-area perkampungan yang berada di kawasan tersebut.
Area perkampungan tua di bali kawasan Kayutangan yang dulunya merupakan kampung kumuh pada masa Hindia Belanda menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Jalan perkampungan tersebut memiliki keunikan tersendiri yang disempurnakan dengan keberadaan sejumlah rumah tua yang bertahan hingga sekarang. Di tengah-tengah area perkampungan itu dibelah dengan sungai kecil yang juga telah ada sejak masa Hindia Belanda.
Mayoritas kafe-kafe yang muncul di Kampung Heritage Kayutangan merupakan kafe rumahan yang dikelola pemilik rumah. Namun, keberadaan kafe tersebut bisa menjadi pengingat bahwa potensi ekonomi di Kampung Kayutangan Heritage itu tetap ada dan menjanjikan.
Pemukiman Kawasan Kayutangan (Sukana/Kanal24)
Warga Talun Es RT3/10 Dani Yulfikar (45) menambahkan, sebelum terjadi pandemi COVID-19, ia membuka usaha kafe yang dilengkapi dengan nuansa zaman dulu (jadul) dari barang-barang antik. Namun, seiring berjalannya waktu, kafe tersebut ditutup dan kini hanya membuka gerai barang kuno.
“Sebelum pandemi sempat berjualan kopi, namun akhirnya beralih ke barang antik,” kata Dani.
Ia sepakat bahwa festival-festival bertema warisan budaya perlu digalakkan untuk membangkitkan potensi wisata Kampung Heritage Kayutangan,
Festival-festival itu tidak hanya pada koridor luar, tapi juga di dalam perkampungan itu.
Area Wisata Kampung Heritage Kayutangan (Sukana/Kanal24)
Pemerintah Kota Malang menyatakan bahwa geliat wisata di kawasan Kayutangan Heritage belum sepenuhnya memuaskan. Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan bahwa ia berharap geliat pariwisata bisa lebih dari yang terlihat saat ini.
“Harapan saya lebih dari itu (apa yang sudah ada),” kata Sutiaji.
Pemerintah Kota Malang tetap melakukan sejumlah pembenahan pada koridor Kayutangan untuk meningkatkan minat wisatawan berkunjung. Sementara di Kampung Heritage Kayutangan, bisa digelar sejumlah kegiatan untuk menarik minat wisatawan.
Kegiatan atau festival-festival yang akan digelar oleh Pemerintah Kota Malang tersebut, bisa dilakukan secara menyeluruh dan tidak hanya terkonsentrasi pada koridor Kayutangan Heritage.
Karena itu, pemda akan menghadirkan kegiatan di kampung-kampung itu. Kegiatan yang selama ini ada di koridor Kayutangan (Jalan Basuki Rachmat), juga bisa ditarik masuk ke Kampung Kayutangan Heritage.
Potensi yang dimiliki koridor Kayutangan dan Kampung Heritage Kayutangan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Keriuhan aktivitas wisata yang berada di sepanjang koridor Jalan Basuki Rachmat, perlu ditarik ke dalam area perkampungan.
Masuknya aktivitas wisata ke dalam area perkampungan tersebut, juga dipastikan mampu memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat. Wisatawan tidak hanya menikmati jejak-jejak peninggalan masa Hindia Belanda, namun juga perlu menjadi pengungkit ekonomi.
Pelaku-pelaku UMKM yang ada di wilayah Kampung Heritage Kayutangan juga harus tumbuh sebagai pemikat aktivitas wisata, yang pada akhirnya mampu memberikan kesejahteraan bagi warga setempat dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Kota Malang.