Kanal24 – Ditlantas Polisi Daerah Jawa Timur telah mengidentifikasi beberapa daerah rawan dalam rangka menghadapi arus mudik Lebaran 2023 atau Idul Fitri 1444 Hijriah di wilayah setempat. Malang menjadi salah satu titik lokasi rawan kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
“Kami telah memetakan ada total 76 lokasi rawan macet, 72 lokasi rawan kecelakaan dan 104 lokasi rawan pelanggaran di Jawa Timur,” kata Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Pol. Muhammad Taslim Chairuddin di Mapolda setempat, di Surabaya (12/4/2023).
Dari pemetaan yang telah dilakukan, wilayah tersebut telah dibagi menjadi lima kawasan. Di lintas utara terdapat 19 titik rawan kemacetan, 20 lokasi rawan kecelakaan, dan 27 lokasi rawan pelanggaran. Sedangkan di lintas tengah terdapat 25 lokasi rawan kemacetan, 22 lokasi rawan kecelakaan, dan 26 lokasi rawan pelanggaran.
Wilayah lintas selatan memiliki 21 titik rawan kemacetan, 22 lokasi rawan kecelakaan, dan 34 lokasi rawan pelanggaran. Sementara di wilayah lintas tapal kuda terdapat tiga lokasi rawan kemacetan, tiga lokasi rawan kecelakaan, dan 10 lokasi rawan pelanggaran.
“Lintas Madura tercatat delapan lokasi rawan macet, lima lokasi rawan laka dan tujuh lokasi rawan pelanggaran,” ucap Taslim.
Menurut Taslim, kemacetan yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya pasar tumpah. Data Ditlantas Polda Jawa Timur menunjukkan bahwa ada 14 pasar tumpah yang perlu mendapat perhatian. Pasar-pasar ini tersebar di wilayah utara, tapal kuda, dan Madura.
Pasar tumpah tersebut antara lain terdapat di Pasar Babat Lamongan, Pasar Duduk Sampeyan Gresik, Pasar Tanah Merah dan Blega Bangkalan, Pasar Ikan Camplong Sampang, Pasar Wonokromo, Pasar Kembang, dan Genteng Besar Surabaya.
Pasar-pasar tersebut juga terdapat di Pasar Krian dan Pasar Waru Sidoarjo, Pasar Bagor Nganjuk, Pasar Lawang dan Singosari Malang, serta Pasar Ranuyoso Lumajang.
Selain memetakan daerah yang rawan kemacetan, polisi dan pemerintah juga memetakan daerah yang rawan bencana, mengingat cuaca ekstrem seperti hujan deras disertai angin kencang dan petir masih sering terjadi saat ini.
Taslim menyatakan bahwa intensitas hujan yang tinggi dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Terdapat 43 titik kawasan yang rawan banjir di Jawa Timur, yang mencakup daerah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Mojokerto, Madiun, Bojonegoro, Nganjuk, Kediri, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Jember, Lumajang, Sampang, Bangkalan, Pasuruan, Probolinggo, dan Banyuwangi.
Tersebar sebanyak 38 titik kawasan rawan longsor di daerah Sidoarjo, Malang, Mojokerto, Batu, Bojonegoro, Nganjuk, Bondowoso, Kediri, Madiun, Ngawi, Magetan, Pacitan, Ponorogo, Blitar, Jember, Trenggalek, Lumajang, Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo, dan Pasuruan.
“Ada juga sebanyak 19 titik rawan pohon tumbang yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Bojonegoro, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Kediri, Tulungagung, Blitar, Malang, Bondowoso, Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo dan Bangkalan,” ujarnya.(sat)