Kanal24, Malang – Ujian tulis berbasis komputer (UTBK) yang mulai dilaksanakan pada 8 Mei 2023 menjadi salah satu kesempatan untuk masuk ke dalam universitas pilihan. Universitas Brawijaya menjadi salah satu pusat yang memiliki jumlah komputer terbanyak. Dr. Raden Arief Setyawan, S.T., M.T. selaku Direktur Direktorat Teknologi Informasi Universitas Brawijaya menjelaskan bahwa Universitas Brawijaya selalu masuk dalam jajaran lima besar universitas dengan jumlah terbanyak.
Dalam wawancara pada (8/5/2023) Setyawan menjelaskan bahwa untuk teknis ujian terdapat 16 lokasi yang tersebar dalam beberapa fakultas. Setiap fakultas memiliki tim PSIK yang mengelolah sistem informasi dan infrastruktur dan kehumasan. Tim tersebut pula yang menjadi penanggung jawab sebagai tim teknis ruangan.
“Setiap lokasi UTBK per fakultas memiliki penanggung jawab TIK lokasi,” ujar Setyawan.
Tiap ruangan memiliki Admin TIK ruangan yang mengurusi perihal kelengkapan ujian, serta terdapat admin lokasi yang bertanggung jawab bagaimana komunikasi dari tiap ruangan ke server pusat agar berjalan dengan baik, lanjutnya.
Prosedur keamanan per ruangan sudah diatur menyesuaikan standar operasional pelaksanaan dari pusat. Setiap ruangan yang digunakan harus steril dan tidak boleh digunakan untuk kegiatan lain selama jalannya rangkaian ujian UTBK.
“Semua ruangan harus dites, keyboard, mouse, ups, monitor. Dan di akhir hari harus disegel,” ucap Setyawan.
Hal tersebut sebagai langkah antisipasi adanya kecurangan selama UTBK berlangsung dan memastikan agar tidak ada orang yang menggunakan komputer tersebut, serta memastikan agar komputer tetap dalam kondisi serupa di keesokan harinya.
Selain mempersiapkan perihal komputer, UB juga mengantisipasi permasalahan kelistrikan dengan menyediakan UPS serta genset yang dapat digunakan sebagai cadangan daya selama ujian.
“Untuk masalah kelistrikan pihak kami menyediakan UPS dan genset. Selain itu UB juga berkoordinasi dengan PLN untuk mencegah hal hal yang tak terduga,” terang Setyawan.
Pada pelaksanaan UTBK di tahun ini pihak UB memiliki mekanisme sistem yang berbeda. UB memiliki 3 server yang digunakan untuk melayani semua client ujian yang selanjutnya ditersukan pada server pusat. Karena itu pula Universitas Brawijaya menggunakan kecepatan internet yang cukup tinggi, melebihi standar operasional nasional yang telah ditetapkan yaitu sebesar 100Mbps.
Untuk hal krusial seperti soal ujian UB memiliki standar operasinal yang sangat ketat. Kristyawan menjelaskan jika soal baru dapat dibuka persis beberapa saat sebelum ujian dimulai. Setelah proses ujian soal-soal tersebut harus segera dihancurkan untuk dikembalikan ke pusat.
“Data soal ujian yang sebelumna telah dikerjakan akan dihancurkan di dalam server sebelum dikirim ke pusat. Karena jika tidak dihancurkan maka status pelaksanaan ujian tidak akan berubah dari server pusat,” ujar Setyawan.
Ia juga menjelaskan jika siapapun yang turut serta tergabung dalam kepanitiaan tidak diperbolehkan sedikitpun untuk mendokumentasikan sesaat ketika ujian berlangsung. (fan)