Kanal24, Malang- Akhir-akhir ini, Artificial Intelligence (AI) atau dikenal sebagai kecerdasan buatan tengah berkembang pesat dan menjadi perbincangan hangat tidak hanya di kalangan akademisi, tetapi juga lini bisnis. Perbincangan mengenai AI kembali naik utamanya setelah muncul ChatGPT. Kehadiran AI ini membuat pekerjaan menjadi lebih praktis dan cepat, sehingga memudahkan operasional banyak pekerjaan.
Berkat keunggulan AI yang segalanya menjadi serba otomatis, banyak pihak menilai AI dapat menggantikan peran manusia ke depan. Sebut saja beberapa pekerjaan seperti penulis, desain grafis, bahkan profesi di bidang teknologi seperti programmer sekalipun.
Nyatanya, AI sendiri masih belum bisa menggantikan manusia, lho. Setidaknya, ada beberapa alasan yang mendasarinya, yaitu:
1. AI hanya menghasilkan output berdasarkan data yang di dapat
Cara kerja AI tidak bisa mengusulkan sesuatu yang benar-benar baru. Jadi, yang dihasilkan berdasarkan recycle atas data yang diterimanya. Sedangkan, kreativitas dan inovasi menjadi aspek penting yang perlu dimiliki untuk mengembangkan suatu bisnis. Singkatnya, AI hanya bisa berpikiran inside of the box. Hal tersebut sudah menjadi keunggulan bagi manusia yang dapat berpikiran out of the box, menciptakan inovasi baru, dan menemukan solusi atas suatu masalah.
2. AI tidak memiliki emosi
Seperti yang sudah disebutkan di atas, AI hanya bisa memberikan hasil berdasarkan data yang diterimanya dari internet. Ini berarti AI tidak memiliki perasaan atau emosi. Sedangkan, banyak pekerjaan di dunia yang membutuhkan empati dan emosi dalam berhubungan dengan client, seperti consultant, humas, customer service, bahkan event organizer. Tentu saja, membangun hubungan kuat dengan klien dan pelanggan bisa jadi hal yang sulit apabila menerapkan AI.
3. AI tidak memiliki soft-skill layaknya manusia
AI tidak memiliki soft-skill seperti teamwork, problem solving, creative thinking, dan keterampilan Interpersonal. Padahal, soft-skill merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap karyawan di tempat kerja.
4. AI diciptakan oleh manusia
AI diciptakan tidak terlepas dari kontribusi manusia terhadapnya. AI dibuat berdasarkan kode-kode yang disusun manusia. Selain itu, semua data dan informasi yang masuk ke dalamnya agar dapat bekerja juga dijalankan oleh manusia. Oleh karena itu, perkembangan AI tentunya membutuhkan peran manusia.
5. AI masih belum akurat
Hasil yang dikeluarkan oleh AI masih tidak akurat dan diperlukan verifikasi fakta atas data yang dihasilkan. Ini dikarenakan AI hanya beroperasi pada data yang diinputkan dan tidak dapat membedakan mana data yang benar ataupun salah. Jadi, hindari meminta dukungan AI untuk banyak hal, terutama yang membutuhkan data faktual.
Pada hakikatnya, setiap manusia memiliki sudut pandang, ideologi, pemahaman yang berbeda dalam menerima sebuah informasi. Manusia juga memiliki pembuatan keputusan yang berbeda-beda dalam menentukan mana yang benar dan salah. Sehingga, AI hadir hanya untuk mendukung dan meningkatkan pekerjaan manusia. (rbs)