Kanal24, Malang – Dosen Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB), Detha Alfrian Fajri, M.M. mengatakan pengusaha harus mampu menganalisa pasar dan industri. Hal ini untuk membuat pengusaha mendapatkan posisi yang tepat di pasar maupun industri. Ia menjelaskannya dalam topik Market & Industry Analysis dalam acara Webinar Series: Summer Course dengan tema “Startup 101: From Ideation to Fundraising and Supporting Policies”.
Tangkap Layar contoh dari para pengusaha sukses (Nid/Kanal24)
“Tidak ada industri yang benar-benar bagus. Maksud saya, di dunia ini tidak ada samudra yang benar-benar biru. Jadi, kita harus memikirkan seperti apa posisi yang bisa kita tempatkan dalam industri di pasar. Lalu, ketika kita bersaing dengan harga kita akan ada di sana,” terang Detha.
Sebagai pembicara pada hari kedua Webinar Series yang diselenggarakan pada hari Senin – Kamis (15-18/05/2023), Detha Alfrian menjelaskan apa fungsi dari menganalisa industri dan pasar tersebut.
Menganalisa pasar adalah untuk mendapatkan pandangan seberapa besar pasar Anda. Sedangkan, menganalisa industri untuk mendapatkan pandangan terkait posisi bagus di lanskap kompetisi.
Ia mencontohkan dengan gambar yang menunjukkan betapa penting posisi titik spot dan ukuran pasar di dalam industri untuk mengesankan para pemodal ventura pada pertemuan pertama. Dalam gambar tersebut ada 7 pengusaha yang mengesankan, pertama ada guru dan pengusaha Guy Kawasaki, pemilik 500 startups Dave Mcclure, hingga Co-Founder at Verly Sylwia Gorajek.
Tangkap Layar maksud dari analisa pasar dan industri (Nid/Kanal24)
“Ada tiga kunci untuk pengambilan analisis pasar,” terang Detha.
Pertama, Total Addressable Market. Addressable atau bisa dialamatkan. Total pasar yang tersedia berarti di mana pengusaha berpotensi hadir. Dari total addressable market adalah tepat pengusaha dapat dan berencana untuk hadir. Misalnya, total pasar yang tersedia adalah ukuran pasar global untuk penyewaan properti jangka pendek seperti AirBnB.
Total Addressable Market adalah ukuran pasar dari penyewaan properti jangka pendek di semua negara kecuali untuk lokasi dengan tingkat kejahatan tinggi, di mana menyewa properti dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dan keamanan pengguna. Meskipun dapat diakses, tapi pasar ini sama sekali tidak dapat diakses.
Kedua, memprioritaskan analisis pasar dari dasar ke atas. Hal ini lebih dapat diterapkan pada tahap awal untuk menentukan perkiraan urutan angka dan memahami apakah ide startup layak untuk dipertimbangkan dan membantu untuk memiliki definisi yang jelas tentang persona pelanggan.
Misalnya, untuk aplikasi persewaan properti, pengusaha dapat mengambil ukuran dunia dari pasar persewaan jangka pendek dari laporan analitik dan mengklaim TAM menjadi 20% dari pasar. Mudah, tapi lebih mirip menembak burung dengan meriam.
Ketiga, tidak ada pedoman maupun formula universal dalam analisis pasar. Hal ini berbeda untuk setiap startup, tergantung pada solusi, pasar, dan model bisnis yang dimiliki. Contoh yang diambil dari youtube maupun AirBnB. Keduanya memiliki ukuran pasarnya sendiri. Youtube memiliki 2 sumber pendapatan berbeda dari berlangganan adsense dan premium, di sisi lain AirBnB harus menerapkan model bisnis multi sisi untuk menghasilkan malam yang dipesan sebagai pendapatan mereka.