Kanal24, Malang – Lembaga Sentra Ilmu Hayati Universitas Brawijaya (LSIH UB) bekerja sama dengan Shimadzu Asia Pacific mengadakan acara bergengsi, The First Asia Halal Summit 2023, yang diselenggarakan di Auditorium Algoritma Filkom UB pada tanggal 23 Mei 2023. Acara yang digelar secara hybrid ini ini dihadiri oleh lebih dari 150 partisipan.
Dalam sambutannya, Dave Chua, Chairman Shimadzu (Asia Pacific), menyatakan komitmen perusahaan dalam menjalin kerjasama untuk membangun ekosistem halal dunia. Fokus utama kerjasama ini adalah pada halal authentication, Artificial Intelligence, dan Digital Technology for Halal Ecosystem.
Sementara itu Profesor Widodo, Rektor Universitas Brawijaya, menjelaskan bahwa universitas memiliki sejarah panjang dalam menggerakkan ekosistem halal di Indonesia. Dari hasil riset dosen UB hingga keterlibatan dalam badan penyelenggara jaminan halal dan pendirian lembaga pengawas halal, UB telah berperan aktif dalam memajukan bidang ini.
“Universitas Brawijaya adalah universitas pertama yang memiliki profesor yang peduli dan mengabdikan diri pada riset halal di Indonesia. Selanjutnya, universitas kami juga mendukung pendirian institut halal,” ungkapnya dengan bangga.
The First Asia Halal Summit merupakan acara penting yang membahas metode uji halal, regulasi, serta sistem informasi terkait halal. Tema yang diangkat pada kegiatan ini adalah “Developing World Halal Ecosystem (Methods for halal authentication, Artificial Intelligence and Digital Technology for Halal Ecosystem)”.
Acara ini diselenggarakan sebagai implementasi Memorandum of Agreement (MoA) antara LSIH Universitas Brawijaya dengan Shimadzu Asia Pacific, yang bertujuan untuk menyelenggarakan konferensi bersama skala internasional dan berkelanjutan.
Kesepakatan antara Universitas Brawijaya dan Shimadzu merupakan wujud komitmen bersama dalam membangun Research Center for Halal Science and Analysis Method Development, dengan melibatkan akademisi dan praktisi industri.
Sesi Foto Bersama The First Asia Halal Summit 2023 (UBTV)
Kegiatan ini ini dihadiri oleh para ahli dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor terkait, termasuk industri makanan, akademisi, pemerintah, dan organisasi halal. Peserta akan membahas isu-isu terkait metode uji halal yang digunakan dalam industri pangan, termasuk pengujian bahan makanan dan bahan tambahan makanan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar halal.
Selain itu, peserta juga akan mendiskusikan penerapan kecerdasan buatan dalam autentikasi halal dan bagaimana teknologi ini dapat membantu memeriksa kehalalan produk secara lebih efektif. Melalui acara ini, diharapkan dapat mendorong perkembangan industri halal yang lebih maju dan berkelanjutan serta memastikan bahwa produk halal yang diproduksi memenuhi standar halal yang ketat dan terpercaya, baik di Indonesia maupun di kancah global. (din)