Kanal24, Batu – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur (BAPPEDA Jatim) telah mengadakan Rapat Koordinasi Pencegahan Stunting Terintegrasi di Jawa Timur. Rapat tersebut merupakan respons cepat dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap lonjakan angka stunting yang terjadi di beberapa wilayah, dengan tujuan untuk melakukan koordinasi lintas sektoral yang terintegrasi.
Selama tiga hari 29 – 31 Mei 2023, perwakilan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait menerima pembekalan dan melakukan koordinasi secara intensif guna menekan laju stunting di Jawa Timur. Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah upaya mencapai penurunan angka stunting sebesar 14%.
“Dalam mencapai penurunan angka stunting tersebut, kami memerlukan dukungan dari mitra kami, lintas sektor, lintas program,” ungkap dr. Waritsah Sukarjiyah, Kepala Seksi Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam kegiatan rapat koordinasi tersebut (29/5/2023).
Kepala Seksi Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Waritsah Sukarjiyah (Amalia/UB Medcom)
Sebagai penyelenggara kegiatan, Judi Aquarianto, S.Sos, MM, Sub Koordinator Substansi Pembangunan Manusia, menyambut baik pernyataan pemateri dan menyatakan kesiapannya untuk menjadi mitra yang mendukung kesuksesan upaya penurunan angka stunting di Jawa Timur.
Stunting, yang merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak karena kekurangan gizi yang kronis, memiliki dampak yang sangat luas dan tidak hanya terbatas pada masalah kesehatan. Dampak stunting juga meluas ke aspek ekonomi, sosial, pendidikan, dan psikologi.
Dari segi ekonomi, anak-anak yang mengalami stunting memiliki potensi produktivitas yang rendah di masa depan, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Selain itu, biaya perawatan dan pengobatan anak stunting juga menjadi beban ekonomi bagi keluarga dan pemerintah.
Dampak sosial stunting mencakup stigma dan diskriminasi terhadap anak yang mengalami stunting, serta pengaruh negatif terhadap interaksi sosial dan kualitas hidup mereka. Pada aspek pendidikan, anak-anak stunting biasanya mengalami kesulitan belajar, keterlambatan perkembangan motorik, dan kesulitan dalam konsentrasi, sehingga berpotensi mempengaruhi prestasi akademik mereka.
Selain itu, stunting juga memiliki dampak psikologis yang signifikan pada anak, seperti rendahnya kepercayaan diri, penurunan motivasi, dan masalah mental-emosional. Semua dampak ini menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting.
Dengan adanya rapat koordinasi pencegahan stunting terintegrasi ini, diharapkan kerja sama lintas sektoral dapat ditingkatkan, langkah-langkah pencegahan stunting dapat dioptimalkan, dan angka stunting di Jawa Timur dapat diminimalisir. Hal ini akan berdampak positif pada kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan, dan psikologi anak-anak Jawa Timur, serta masa depan pembangunan provinsi tersebut.(din)