Kanal24, Malang – Di usia yang telah menyentuh 47 tahun, Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Brawijaya (IMPALA UB) tetap membara dalam semangatnya untuk melindungi dan melestarikan alam. Sebagai organisasi dengan misi dan tujuan yang kuat dalam menjaga kelestarian alam, semangat ini tercermin dalam perayaan dies natalis yang dipenuhi berbagai kegiatan, dimulai dengan acara Charity Run.
Charity Run ini diadakan dengan tujuan mengumpulkan donasi yang akan digunakan untuk masyarakat Desa Mentaraman, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Menyadari kebutuhan mendesak akan air bersih, IMPALA UB berusaha memberikan kontribusi yang berarti melalui Charity Run ini dengan membangun saluran air dari dalam Gua Sengik untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat Desa Mentaraman.
Alefia Putri Ramadhani, sebagai Seksi Divisi Acara Dies Natalis IMPALA UB ke-47, menegaskan bahwa Charity Run merupakan salah satu program kerja yang menjadi dasar bagi kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan pada bulan Juni mendatang.
Alefia menjelaskan bahwa pemilihan tema Charity Run sebagai metode penggalangan dana yang menghibur dan tetap relevan dengan perkembangan zaman.
“Dalam era saat ini, metode pengumpulan donasi melalui selebaran yang ditujukan kepada panti asuhan atau pihak yang membutuhkan telah menjadi hal yang umum. Oleh karena itu, kami mencari pendekatan yang lebih menghibur untuk mengumpulkan donasi,” ungkap Alefia.
Charity Run juga dihadiri oleh anggota internal IMPALA UB dari berbagai angkatan, termasuk pengurus, anggota, dan alumni. Alefia menyampaikan bahwa beberapa alumni juga ikut berpartisipasi sebagai pelari dalam Charity Run, bahkan ada yang berasal dari dosen Universitas Brawijaya.
“Pada tahun ini, kami memiliki banyak angkatan yang turut serta. Runner tertua kami berasal dari angkatan 1982, Prof. Sasmito, seorang dosen FMIPA UB. Kemudian, ada angkatan 1990, Endah Ruaningtiah, serta angkatan 1995, dosen FH UB, Daru Ardianto. Tidak hanya itu, masih banyak lagi alumni yang turut serta dari angkatan 2005 hingga 2016,” jelas Alefia.
Lebih lanjut, Alefia menekankan bahwa setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh IMPALA UB selalu memperhatikan dan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) demi kenyamanan peserta.
“IMPALA UB selalu memiliki SOP yang berlaku karena kami berkegiatan di alam terbuka di mana keselamatan jiwa menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, kami melakukan tindakan preventif sebanyak mungkin dan menjalankan SOP yang harus diikuti saat berada di lapangan,” tegas Alefia.
Alefia juga menyoroti aspek kekeluargaan dalam IMPALA UB yang tidak hanya sekadar nama belaka. Ia mengungkapkan bahwa organisasi ini mendasarkan keanggotaannya pada semangat kekeluargaan yang abadi, di mana setiap anggota aktif berkontribusi dalam membantu lingkungan dan rekan-rekan mereka yang terkena musibah.
Dalam perayaan Dies Natalis IMPALA UB ke-47 ini, Alefia berharap agar para pecinta alam dapat menjadi individu yang lebih baik dan mencapai prestasi yang gemilang. Baginya, sebuah organisasi tidak memiliki arti jika tidak terus berinovasi dan berkembang ke depan.
Dengan semangat yang menggelora, IMPALA UB terus mengibarkan panji cinta alam dan berupaya melindungi kelestariannya. Melalui berbagai kegiatan dan komitmen yang kuat, mereka menjaga kebersamaan dan terus berkontribusi untuk alam dan masyarakat sekitar. (rbs)