Kanal24, Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan tiga faktor utama yang akan mendorong pencapaian 16 Prioritas Ekonomi yang ditetapkan oleh Indonesia untuk tahun 2023 dalam ASEAN-Jepang Business Week di Tokyo, Jepang. Faktor pertama yang menjadi pendorong strategis adalah upaya pemulihan dan pembangunan kembali.
“Kami berkomitmen untuk mengembangkan lingkungan bisnis yang kondusif dan menstimulasi pertumbuhan di seluruh ASEAN dan sekitarnya. Oleh karenanya, kontribusi sektor swasta akan sangat penting, karena ketahanannya dan mampu beradaptasi selama beberapa tahun terakhir,” kata Menperin dalam keterangannya di Jakarta dilansir dari Antara (5/6/2023).
Berikutnya, Menteri Perindustrian menyoroti strategi pengembangan ekonomi digital guna memanfaatkan potensi yang signifikan di kawasan ASEAN.
Ia menyebut bahwa terdapat peluang besar untuk menjalin kerja sama antara Indonesia, negara-negara ASEAN, dan Jepang dalam hal transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, dan sinergi di antara keduanya.
“Kami siap untuk menjadi komunitas digital terkemuka. Kemitraan kolaboratif antara pemangku kepentingan publik dan pelaku industri swasta akan dapat meningkatkan infrastruktur digital dan menjembatani kesenjangan digital dalam komunitas kita,” katanya.
Terakhir, salah satu pendorong utama dalam upaya ekonomi ini terkait dengan isu keberlanjutan dalam perekonomian negara. Hal ini bertujuan untuk memastikan adanya praktik bisnis yang berkelanjutan, yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan generasi mendatang.
“Dengan menuju masa depan yang lebih hijau, ASEAN berkomitmen untuk menjadi pemain industri utama dalam ekosistem kendaraan listrik, dengan menyadari adanya kondisi saling melengkapi dalam hal sumber daya, teknologi, dan potensi pasar untuk pengembangan kendaraan listrik,” imbuhnya.
Menteri Perindustrian juga mengimbau semua pemangku kepentingan untuk memanfaatkan keunggulan mereka masing-masing dalam rangka menangkap peluang yang tersedia antara Indonesia, ASEAN, dan Jepang melalui berbagai platform, seperti Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA), Kemitraan Ekonomi Komprehensif ASEAN-Jepang (AJCEP), Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), dan Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) yang saat ini sedang dalam tahap perundingan.
Menteri Perindustrian pada ASEAN-Jepang Business Week tersebut, menyatakan komitmen untuk memperdalam hubungan persahabatan antara kedua negara yang sudah berlangsung selama 50 tahun.
Kerja sama ini memiliki peluang untuk memperluas kemitraan ekonomi dan merumuskan langkah-langkah ke depan guna menghadapi tantangan masa depan, dengan tujuan mencapai stabilitas dan kemakmuran di kawasan.
Penyelenggaraan rangkaian acara ASEAN-Jepang Business Week juga merupakan momentum penting untuk memperingati tonggak sejarah 50 tahun persahabatan antara ASEAN dan Jepang.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian hadir dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara ASEAN Business Advisory Council dan Japan External Trade Organization (JETRO). MoU ini mencakup berbagai inisiatif, seperti Young Business Leaders’ Summit, ASEAN-Japan Co-Creation Fast Track Initiative, dan Asia Zero Emission Community (AZEC) dan ASEAN Net Zero Hub. Selain itu, juga dilakukan pertukaran MoU antara NEXI dan Mitsubishi UFJ Bank.
“Semoga kesepakatan yang dibangun membawa transformasi bagi hubungan ekonomi ASEAN-Jepang,” kata Menperin. (din)