Kanal24 – Survei terbaru Indikator Politik Indonesia menunjukkan suara penggemar sepak bola di Indonesia cukup signifikan untuk mendongkrak elektabilitas kandidat di Pilpres 2024. Sejumlah momen membuktikan elektabilitas kandidat di Pilpres 2024 meroket atau anjlok karena sepak bola.
Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait pemilu presiden tahun 2024. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyalip posisi calon presiden yang diusung PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. Salah satu faktor yang membuat elektabilitas Ganjar turun terkait erat dengan pernyataannya menolak kedatangan tim nasional Israel yang berujung dengan keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
“Meski mas Ganjar sempat rebound setelah dicapreskan 21 April lalu, tren rebound itu berhenti, agak turun di survei akhir Mei. Sementara Pak Prabowo trennya masih positif, meski naiknya hanya satu persen dibanding survei akhir April hingga awal Mei. Pak Ganjar dulu unggul sekitar empat persen, sekarang ada tren Pak Prabowo mulai nyalip Ganjar. Meskipun selisihnya hanya 0,1 persen dan tidak signifikan secara statistik,” ujar Burhanuddin akhir pekan lalu.
Lebih lanjut Burhanuddin mengungkapkan para pemilih Jokowi di pemilu tahun 2019 ternyata tidak serta merta memilih Ganjar Pranowo di pemilu 2024 dan cenderung mengalihkan dukungan ke Prabowo Subianto. Begitu juga pemillih parpol PDI Perjuangan.
Dalam survei yang melibatkan 1.230 responden selama periode 26-30 Mei 2023 dengan metode random digit dialing (RDD) itu, tingkat elektabilitas Prabowo mencapai 25,3 persen, disusul Ganjar Pranowo di posisi kedua sebesar 25,2 persen dan Anies Baswedan dengan 12,5 persen.
Data Indikator Politik mencatat pengaruh signifikan pecinta sepak bola Indonesia yang mencapai 69 persen dari total 273 juta penduduk.
Efek momen perolehan medali emas SEA Games bagi timnas sepakbola Indonesia sebagai rekor puasa medali 32 tahun juga mendongkrak elektabilitas Erick Tohir sebagai Ketua Umum PSSI yang baru menjabat selama empat bulan ini. Erick Thohir masuk daftar empat besar bakal calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi. Burhanuddin mengungkapkan elektabilitas Ketua Umum PSSI itu melonjak karena publik menilai dia berperan besar membawa Timnas Sepak Bola Indonesia meraih medali emas SEA Games 2023.
Erick menduduki posisi pertama dengan tingkat keterpilihan 15,5 persen. Padahal, dalam survei Indikator Politik Indonesia pada awal Mei, Erick berada di urutan ketiga.
“Artinya, efek bola ini cukup menjelaskan mengapa elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres meningkat tajam. Tentu tidak semata-mata mata bola. Erick kan multitasking sebagai menteri BUMN, pernah menjadi Ketua Asian Games dan lain-lain. Tetapi dari data yang tersedia sekarang, penjelasannya ya bola,” kata Burhanuddin.
Dari 77,2 persen yang meyakini Erick berperan besar itu, sebanyak 17,8 persen di antaranya memilih Erick sebagai cawapres. Angka 17,8 persen itu tergolong mayoritas karena yang memilih nama lain seperti Ridwan Kamil 15 persen dan Mahfud MD 13 persen.
Pakar Politik: Peluang Menggaet Suara Penggila Sepak bola
Pakar komunikasi politik di Universitas Indonesia, Effendi Gazali menjelaskan perolehan medali emas bagi timnas sepakbola Indonesia di SEA Games menjadi momen besar bagi PSSI. Menurutnya penggemar sepak bola Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata dalam ajang Pilpres 2024 mendatang.
“Jumlah pecinta sepak bola di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, Argentina dan Brazil kalah. Lompatan elektabilitas pada Erick Thohir harus di baca pada konteks itu. Apalagi di negara kita yang pemilih pecinta bola paling tertinggi di dunia ini mengaku puas pada kemenangan SEA Games itu dan mereka setuju kalau Pak Erick Thohir berperan. Jadi ini menjelaskan kenapa Erick Thohir bisa melompat jauh di bursa kandidat cawapres,” jelas Effendi.
Namun demikian ada pula cawapres yang tingkat elektabilitasnya turun, antara lain Ridwan Kamil dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Erick Thohir: “Indonesia Masih Diawasi FIFA, Kita Harus Fokus”
Gelaran laga internasional dan laga Liga 1 Indonesia oleh PSSI pada musim mendatang ditengarai akan kembali mencuatkan nama Erick Thohir. Namun Erick telah mengingatkan bahwa yang terpenting baginya adalah melangsungkan pertandingan-pertandingan itu dengan aman, mengingat Indonesia masih berada dalam pengawasan FIFA pasca tragedi Kanjuruhan Oktober 2022 lalu.
“Ingat, kita masih ada peristiwa tragedi Kanjuruhan yang menjadi paradigma negatif untuk FIFA. Kita tidak dihukum FIFA, Liganya boleh jalan dengan pertandingan Internasionalnya jalan, tapi bila ada kerusuhan seperti akhir musim kemarin, banyak loh di Semarang, Kanjuruhan, dan di mana-mana maka FIFA akan memberhentikan seluruh sepak bola di Indonesia. Jangan jadi bangsa pelupa, ingat 135 orang meninggal kemarin di Kanjuruhan, FIFA tidak lupa ” tegas Erick usai mengunjungi Stadion Manahan, Minggu (4/6).
Erick Thohir meminta semua pihak untuk mendukung dan berharap tragedi Kanjuruhan itu tidak akan terjadi lagi di kemudian hari.
Erick menjelaskan Indonesia akan menggelar FIFA Matchday dengan laga melawan timnas Palestina dan Argentina. Selain itu, Indonesia juga menjadi tuan rumah babak kualifikasi grup K piala AFC U-23 yang terdiri Indonesia, Turkmenistan dan China Taipei. Sementara itu, musim Liga 1 Indonesia akan segera dimulai dua bulan ini. (ys/em)
Liputan Yudha Satriawan dari VOA Indonesia