KANAL24, Malang – Minimnya pengelolaan limbah rumah tangga di Desa Sidoluhur, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang memicu respons solutif dari kelompok 206 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya (UB). Bekerjasama dengan siswa dan guru-guru SMPN 4 Lawang Satu Atap, mereka berhasil menciptakan pupuk organik cair (POC) dari limbah air cucian beras dan filtrasi air sederhana dari limbah rumah tangga di lingkungan sekitar.
Desa Sidoluhur memiliki potensi di bidang pertanian. Potensi ini menghasilkan hasil pertanian yang berkualitas. Sebagai salah satu desa yang memiliki jumlah populasi yang cukup banyak, hasil dari limbah domestik, terutama limbah cair tentunya akan menjadi banyak pula. Mulai dari limbah cair organik, seperti air cucian beras dan yang anorganik, seperti air cucian sabun. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan peningkatan kesadaran masyarakat atas pengelolaan limbah cair tersebut agar dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna dan tidak mencemari lingkungan.
Air cucian beras sering kali terbuang dengan percuma, padahal air cucian beras memiliki banyak kandungan seperti karbohidrat, vitamin, nutrisi dan zat-zat mineral lainnya yang bermanfaat untuk membantu pertumbuhan tanaman. Beberapa manfaat tersebut sebagai sumber energi, mencegah tanaman layu, menghambat pertumbuhan patogen, dan manfaat lainnya.
Pupuk organik cair ini dibuat melalui proses anaerob (fermentasi) dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti air limbah cucian beras sebanyak 3 liter, molase/tetes tebu sebanyak 30 ml, dan EM4 sebanyak 30 ml. Selain bahan-bahan tersebut, terdapat juga alat-alat pendukung lain seperti, galon, saringan teh, botol plastik, selang, lem tembak, dan solder.
Selain air cucian beras, air bekas cucian baju (detergen) juga merupakan limbah cair jenis anorganik yang paling banyak dihasilkan rumah tangga. Jika limbah ini dibiarkan akan mencemari lingkungan hingga merusak kesehatan tubuh masyarakat desa. Oleh karena itu, MMD UB 206 menciptakan inovasi filtrasi air.
Metode filtrasi air merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan air yang bersih, atau media penyaringan air. Sehingga air limbah atau air yang kotor dapat dimanfaatkan ulang menggunakan media filter. Seperti : botol bekas, kapas, serabut kelapa, batu zeolit dan arang.
Air yang dihasilkan dapat digunakan menjadi air kolam budidaya ikan, irigasi sawah serta dapat digunakan untuk mencuci barang-barang yang tidak digunakan untuk makan.
Sosialisasi ini dilakukan untuk mengenalkan kepada generasi muda khususnya di Desa Sidoluhur akan bahaya limbah cair rumah tangga. Jika limbah cair dibiarkan saja, maka akan menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Pentingnya pengolahan limbah cair menjadi sesuatu yang lebih berguna dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.(nid)