KANAL24, Malang – Pada hari pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMABA) Universitas Brawijaya (UB) 2023 dimeriahkan pertunjukan tari dari Unit Aktivitas Karawitan dan Tari Universitas Brawijaya atau Unitantri UB yang membawakan “Tari Nusantara UB”. Para penari dari Unitantri UB ini menampilkan beberapa tari tradisional yang ada di Indonesia tepat pada hari Senin (14/08/2023) yang memukau mahasiswa baru UB.
Koordinator dari Unitantri UB, Nikita Puspita mengaku senang dan bangga karena ia bersama para penari lainnya memberikan pertunjukan tari dari berbagai nusantara untuk Maba UB yang sedang melaksanakan PKKMABA.
“Di event kali ini, Unitantri menampilkan tari nusantara, di mana kita mengambil dari berbagai daerah, yakni lima pulau. Pertama dari Sumatera dengan tari piring, lalu Jawa dengan Tari Jajar Banyuwangi, Kalimantan dengan tari Burung Enggang, Maluku dengan Tari Lenso, dan ada juga Bali,” ujar Nikita saat ditemui Kanal24.
Selain tari tradisional yang diambil dari lima pulau besar yang ada di Indonesia, Nikita juga menjelaskan bahwa di akhir tarian, setiap kelompok tari akan menampilkan tari kolosal. Tari tersebut merupakan tarian yang ditarikan bersama-sama dengan menggunakan iringan yang berarti medley. Maksud dari medley sendiri adalah adanya potongan-potongan musik dari setiap daerah yang akan ditarikan dalam satu penampilan. Beberapa lagu yang diambil dari lagu Lir Ilir, Padang Bulan, Tanduk Majeng, Apuse, dan lain sebagainya untuk ditarikan bersama.
Sebagai koordinator Unitantri UB, Nikita membeberkan alasan dibalik mengambil tari-tarian dari berbagai pulau. Hal tersebut dikarenakan UB merupakan universitas yang menerima mahasiswa tidak hanya dari Jawa atau pulau tertentu, tetapi menerima mahasiswa dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.
“Kita menggambarkan bahwa memang di UB ini kita menerima semua mahasiswa dari berbagai pulau. Satu Nusa, Satu Bangsa,” jelas Nikita.
Para penari yang terdiri dari 39 penari dari UB ini juga tidak hanya dari Pulau Jawa, penarinya juga ada yang dari luar Jawa. Setiap penari membawakan tari dari berbagai daerah di Indonesia.
“Jadi, talent yang dari Kalimantan tidak menari yang dari Kalimantan saja, tapi juga bisa dari daerah lain juga. Contohnya seperti itu. Jadi, kita semua satu,” pungkas Nikita. (nid/suk)