Sabtu, (24/07/2023) Mahasiswa Membangun Desa (MMD) kelompok 148 melaksanakan peresmian spot foto baru di Wisata Alam Religi Umbulrejo. Wisata Alam Religi Umbulrejo atau yang biasa dikenal dengan sebutan WARU merupakan salah satu wisata alam yang terletak di Dusun Ubalan, Desa Maguan. WARU memanfaatkan sumber mata air dari Gunung Kawi yang awalnya hanyalah sebuah sumber air. Bahkan, menjadi salah satu tempat yang disakralkan oleh warga setempat.
“Dulunya WARU ini bukan tempat wisata hanya sumber air saja dan disakralkan karena ada petilasan dari Eyang Sapu Jagad”, Ujar pengelola Waru.
Dahulu, sumber air ini hanya dibiarkan tanpa dipompa atau dialirkan ke pemukiman warga. Potensi dari sumber air tersebut mulai disadari oleh warga sekitar pada tahun 2012-an, hingga tercetuslah ide untuk memanfaatkannya sebagai tempat wisata yang dapat menyokong perekonomian desa. Selain menjadi wisata alam, WARU terkenal akan unsur religinya karena warga setempat percaya bahwa sumber air tersebut dapat dimanfaatkan untuk meremajakan kulit. Konon, orang yang mandi atau berendam di sumber air tersebut akan “awet muda”. Tak hanya itu, warga setempat juga memanfaatkannya untuk pelaksanaan upacara adat rutin setiap tahun seperti perayaan satu suro atau perayaan tahun baru islam. Sayangnya, tempat ini masih kurang sarana prasarana seperti spot foto yang dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang.
“Kalau di Umbulan ini kurang ada spot foto mbak jadi kurang menarik wisatawan,” ucap Kepala Dusun Ubalan. Maka dari itu, Mahasiswa Membangun Desa kelompok 148 memberikan solusi mengenai cara pengelolaan sampah dengan metode ecobricks.
Dilansir dari ecobricks.org, Ecobricks berasal dari kata eco dan brick yang artinya bata ramah lingkungan yang menjadi alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Maka dari itu, ecobricks adalah botol plastik yang diisi secara padat dengan sampah non biologis, yakni plastik. Dalam proses pembuatannya, para mahasiswa ini mengumpulkan sampah bekas botol plastik di Wisata Alam Religi Umbulrejo itu sendiri. Setelah itu, sampah tersebut dibersihkan, kemudian diberi sachet bekas limbah domestik hasil dari pengumpulan selama tiga minggu di rumah. Tak hanya itu, mahasiswa MMD juga saling membantu untuk memasukkan dan menyusun ecobricks pada kerangka yang dibuat dari beton nasser berukuran 8mm. Dengan adanya pembuatan spot foto dengan menggunakan metode ecobricks, Mahasiswa MMD berharap dengan adanya pembuatan spot foto baru ini WARU dapat lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi salah satu keunggulan yang dapat disebarluaskan melalui media sosial pengunjung maupun pengelola. (is)