KANAL24, Blitar – Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Koperasi dan UMKM menyatakan bahwa hampir 90% tenaga kerja di Indonesia diserap oleh sektor UMKM. Oleh karenanya, pengembangan UMKM yang modern, adaptif, dan cermat diperlukan untuk lebih meningkatkan kapasitas yang dimiliki dalam berkontribusi pada perekonomian Indonesia. Dengan peningkatan kapasitas keilmuan dan kemampuan dari pemilik dan pengelola UMKM, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu pengentasan kemiskinan.
Meskipun begitu, kenyataannya tidak semua UMKM yang ada di Indonesia, terutama pemilik dan pengelolanya memiliki kapabilitas pengelolaan keuangan yang baik. Hal ini didukung dengan belum optimalnya literasi keuangan dikalangan masyarakat Indonesia yang secara langsung berimbas kepada pengelolaan keuangan UMKM sebagai usaha yang mayoritasnya berasal dari usaha rumahan yang tidak terlembaga secara resmi. Bertolak dari fakta tersebut, Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat melakukan penyuluhan mengenai literasi keuangan sebagai upaya peningkatan kapasitas pelaku UMKM Desa Wonorejo, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar pada Hari Kamis, 15 Juni 2023.
Kegiatan pengabdian dalam bentuk sosialisasi dan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi pengelola UMKM yang ada di desa terkait pengetahuan mendasar mengenai pengelolaan keuangan UMKM, sumber pendanaan, dan aspek – aspek penting yang harus diperhatikan ketika UMKM tersebut memutuskan untuk mengambil pembiayaan dari lembaga keuangan.
Kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Asfi Manzilati, M.E. dan Muhammad Dandy Alif Wildana diawali dengan penyampaian materi dasar – dasar pengelolaan keuangan secara pribadi dan usaha UMKM itu sendiri. Peserta yang hadir merupakan pemilik dan pengelola UMKM mengakui mengalami kesulitan dalam memisahkan dana pribadi dengan dana UMKM. Hal ini dikarenakan, menurut pengakuan para peserta, modal untuk memulai usaha UMKM tersebut adalah merupakan bagian dari pendapatan tetap yang diperoleh dari pekerjaan lain. Terlebih, usaha tersebut dijalankan di rumah tinggal masing – masing, sehingga belum ada lokasi yang memang dikhususkan untuk berjualan.
Lebih lanjut, materi yang disampaikan menyentuh mengenai bagaimana eksplorasi opsi – opsi pembiayaan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM, baik opsi pembiayaan konvensional maupun syariah, dan apakah pembiayaan tersebut melalui lembaga bank atau lembaga non-bank. Pada penyampaian materi ini, banyak peserta UMKM yang masih ragu – ragu dalam memanfaatkan informasi tersebut, dikarenakan mereka takut tidak dapat melunasi pinjaman yang dilakukan sehingga mengancam keberlangsungan usaha mereka. Akan tetapi, pihak pengabdi berhasil meyakinkan para peserta bahwa dengan perencanaan yang baik dan matang, hal tersebut akan sangat jarang terjadi, sehingga dengan keilmuan yang lengkap dan kehati-hatian yang tinggi, UMKM di Desa Wonorejo dapat memanfaatkan sumber pendanaan dalam melakukan ekspansi usahanya dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Kegiatan pengabdian ditutup dengan sesi foto bersama yang terdiri dari Tim Pengabdi, Perangkat Desa, dan seluruh peserta yang hadir. (sdk)