Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan empat dosen menjadi guru besar di Gedung Samantha Krida UB pada hari Minggu (24/09/2023).
Pertama, Prof. Dr. Ir. Pudji Purwanti, M.P. sebagai Profesor aktif ke 17 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Profesor aktif ke 180 di UB, serta menjadi Profesor ke 339 dari seluruh Profesor yang dihasilkan UB.
Prof. Pudji Purwanti memaparkan orasi ilmiahnya terkait ”Keberlanjutan Ekonomi Rumah Tangga”. Melalui teknologi tepat guna untuk mengembangkan kegiatan off fishing atau Mata Pencaharian Alternatif yang sesuai dengan ketersediaan sumber daya alam, manusia, dan fisikal.
“Pengembangan ilmu saya di masa depan yakni mengembangkan model ”Keberlanjutan Ekonomi Rumah Tangga” melalui teknologi tepat guna untuk mengembangkan kegiatan off fishing atau Mata Pencaharian Alternatif yang sesuai dengan ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumberdaya phisikal,” kata Prof. Dr. Ir. Pudji Purwanti, M.P.
Dalam mengembangkan MPA pada suatu wilayah diperlukan kajian awal yang mendalam tentang sumberdaya alam, sumber daya manusia serta sumberdaya phisikal untuk menentukan kegiatan MPA yang sesuai dengan kondisi dan ketersediaan sumberdaya yang ada. Selain itu juga diperlukan upaya penyadaran dan pendampingan dalam pengembangan mata pencaharian alternatif.
Peran serta dari pemerintah sangatlah diperlukan untuk mendukung pengembangan mata pencaharian alternatif. Selain itu, dalam upaya untuk mengurangi tekanan terhadap pemanfaatan sumberdaya laut yang terus menerus diperlukan regulasi dari pemerintah yang dilaksanakan secara tegas dalam pengelolaan sumberdaya perikanan.
Kedua, Prof. Dr. Rofiaty, S.E., M.M. sebagai Profesor aktif ke 23 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Profesor aktif ke 181 di UB, serta menjadi Profesor ke 340 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.
Prof. Rofiaty memaparkan orasi ilmiahnya terkait terobosan baru untuk pelaku bisnis agar tetap survive, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan. Terobosan tersebut menggunakan model entrepreneurial flexible orientation.
Model entrepreneurial flexible orientation merupakan konsep yang di kembangkan dengan memadukan entrepeneurial orientation, fleksibilitas, kemampuan menyesuaikan terhadap perubahan kondisi lingkungan bisnis, dalam mewujudkan agilitas strategi dan inovasi guna meningkatkan kinerja organisasi.
Entrepreneurial Flexible Orientation digunakan mewujudkan agilitas strategi dan inovasi guna meningkatkan kinerja organisasi.
Ketiga, Prof. Dr. Ir. Kuswati, M.S. sebagai Profesor aktif ke 19 di Fakultas Peternakan (FAPET) dan Profesor aktif ke 182 di UB, serta menjadi Profesor ke 341 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.
Prof. Kuswati memaparkan orasi ilmiahnya yang bertemakan “Pendekatan Model Three in One (MTO) untuk Peningkatan Produktivitas Sapi Madura”. Ia menyampaikan bahwa langkah strategis diperlukan untuk meningkatkan produktivitas melalui integrasi teknologi dengan Model Three in One (MTO). Model ini merupakan modifikasi dan penerapan dari konsep klasik 3 pilar peternakan yaitu breeding, feeding dan management.
Model dirancang dengan pendekatan 3 pilar yaitu integrasi aspek morfometrik dan molekuler, reproduksi dan pemetaan potensi pakan dengan menggunakan citra satelit. MTO menjadi langkah strategis dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas sapi Madura dalam mengawali terbentuknya klaster sumber bibit dan bakalan dipotong.
Inovasi MTO disinyalir dapat meningkatkan produktivitas sapi Madura secara morfologi untuk meningkatkan performa sapi layak bibit, secara molekuler dapat dipilih sapi-sapi yang berpotensi pertumbuhan lebih baik, peningkatan tingkat kebuntingan ternak yang didukung dengan akses pakan sesuai potensi wilayah.
Keempat, Prof. Dr. Dra. Asfi Manzilati, M.E. sebagai Profesor aktif ke 24 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Profesor aktif ke 183 di UB, serta menjadi Profesor ke 342 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.
Prof. Asfi Manzilati memaparkan orasi ilmiahnya yang bertemakan “Kontrak Manunggal (SYIRKAH) sebagai Model untuk Menumbuhkan Ekonomi yang Berkeadilan dan Berkelanjutan”. Model Kontrak Manunggal (Syirkah) atau MKM mendasarkan pada kontrak syirkah menggunakan mekanisme pembagian manfaat dan/atau biaya/resiko di antara para pelaku bisnis secara proporsional. Dalam mekanisme ini, terdapat linieritas manfaat dan atau biaya/resiko antar pihak. Hal ini akan menumbuhkan rasa memiliki sekaligus bertanggung jawab atas kontrak sehingga menjaga keberlanjutan ekonomi.
Dimensi sosial yang terintegrasi pada MKM menumbuhkan kepedulian diantara para pihak, sehingga manfaat dan resiko tidak hanya secara komersial (materi) tetapi juga yang bersifat non materi. Penghargaan atas setiap kontribusi serta rasa memiliki akan menghasilkan kesetaraan dan keadilan antar pihak. Pada gilirannya nilai ketuhanan yang mewujud pada nilai amanah, akan menumbuhkan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan. (nid/suk)