Kanal24, Malang – Rencana pembangunan Museum Hak Asasi Manusia (HAM) yang sedianya berada di Kota Batu, Jawa Timur, akhirnya gagal terealisasi. Keputusan ini diambil setelah Yayasan Museum HAM Omah Munir mengakhiri kerja sama dengan Pemerintah Kota Batu, yang dianggap kurang serius dalam pelaksanaannya. Sebagai alternatif, Museum HAM ini akan dibangun di Fakultas Hukum (FH) Universitas Brawijaya (UB).
Dekan FH UB, Dr. Aan Eko Widiarto, S.H., M.Hum., mengungkapkan bahwa Munir Said bin Abi Thalib adalah salah satu alumni S1 FH UB. Selain itu, ada ruang di FH yang dahulu menjadi tempat Munir menjabat sebagai ketua senat dan pada masa kepemimpinannya diberi nama “Senat Mahasiswa”.
“Ketika melihat kiprahnya, Mas Munir itu sangat terkait dengan pembelaan Hak Asasi Manusia (HAM) yang menjadi salah satu fokus dari FH UB untuk penghormatan, pemenuhan, dan promosi Hak Asasi Manusia dengan adanya inisiasi waktu itu, Yayasan Rumah Munir,” kata Dr. Aan
Lebih lanjut, Dr. Aan menjelaskan bahwa Munir berperan besar dalam advokasi HAM, yang juga menjadi fokus FH UB dalam upaya penghormatan, pemenuhan, dan promosi HAM. Dengan pendirian Museum HAM Omah Munir di FH UB, ini dianggap sebagai langkah lanjutan dalam menegakkan HAM.
Menurut Dr. Aan, koleksi Museum HAM Omah Munir telah tiba dan saat ini sedang ditata di gedung FH UB. Museum ini diharapkan dapat menjadi tempat pembelajaran bagi mahasiswa dalam pengembangan HAM.
“Tidak hanya bagi mahasiswa FH UB, kami juga membuka pintu bagi mahasiswa dari luar UB, serta berbagai lembaga nasional dan internasional yang berfokus pada isu HAM,” tambah Dr. Aan.
Dr. Aan juga mengungkapkan bahwa Profesor Ofer Raban dari Universitas Oregon, Amerika Serikat, telah berkunjung dan mengeksplorasi lokasi Museum HAM Omah Munir FH UB. Tujuan dari museum ini adalah untuk memperingati pelanggaran HAM masa lalu dan mencegah pelanggaran HAM di masa depan.
Pihak FH UB telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Yayasan Omah Munir terkait pendirian museum ini. MoU tersebut menetapkan bahwa pengelolaan museum dan penataannya akan dilakukan oleh pihak Yayasan Omah Munir, mengingat FH UB tidak memiliki pengalaman dalam bidang tersebut.
“Kami berharap pengelolaan Museum HAM Omah Munir di FH UB segera selesai dan bisa dibuka bagi mahasiswa UB dan seluruh komunitas yang peduli terhadap HAM, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Dr. Aan.
Museum HAM Omah Munir akan berlokasi di Gedung B Lantai 1 Ruang 1, FH UB, dan diharapkan segera menjadi pusat pembelajaran dan perjuangan Hak Asasi Manusia. (nid/suk)