Kanal24, Malang – Dalam upaya meningkatkan pemahaman terhadap keragaman disabilitas sejak usia dini, Dian Putri Permatasari, S.Psi., M.Si., seorang dosen dari Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB), melakukan pengabdian masyarakat dengan tema “Disability Awareness: Bermain untuk Mengenal Keragaman Disabilitas” di TK Permata Iman, Malang (23/3/2023).
Pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh para siswa-siswi TK Permata Iman dan mengusung metode bermain peran atau role play sebagai sarana untuk memperkenalkan Disability Awareness. Tujuan dari metode ini adalah agar anak-anak usia dini dapat lebih memahami dan merasakan pengalaman menjadi seseorang dengan disabilitas.
Dian Putri Permatasari menjelaskan bahwa anak-anak usia dini berada pada fase operasional konkret dalam perkembangan logika dan kemampuan memahami dari pengalaman. Oleh karena itu, metode role play dipilih untuk membantu mereka memahami realitas disabilitas dengan lebih baik.
“Sekolah ini belum memiliki siswa disabilitas, sehingga mungkin anak-anak belum memiliki pengalaman berinteraksi dengan teman-teman disabilitas. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkannya melalui role play,” ungkap Dian.
Dalam permainan role play, dua hingga tiga anak dipilih untuk menjadi bagian dari keluarga disabilitas. Mereka diminta untuk berperan sebagai tunadaksa dan tunanetra. Melalui permainan ini, anak-anak diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi seseorang dengan disabilitas.
Selain itu, tim Pengabdian Masyarakat juga memberikan pengenalan dan edukasi tentang pentingnya berempati terhadap teman-teman yang memiliki kebutuhan khusus. Anak-anak diajak untuk memahami bagaimana cara membantu jika ada teman yang membutuhkan bantuan.
“Kita memiliki teman-teman disabilitas. Kemudian, apa yang bisa kita lakukan untuk mereka kalau mereka minta bantuan,” jelas Dian Putri Permatasari.
Dalam rangka mengukur pemahaman anak-anak setelah mengikuti kegiatan ini, tim Pengabdian Masyarakat juga memberikan pretest dan posttest. Hal ini dilakukan sebagai evaluasi untuk melihat perkembangan pemahaman mereka tentang keragaman disabilitas setelah mengikuti kegiatan ini.
Dengan demikian, melalui permainan dan edukasi yang menyenangkan, pengabdian masyarakat ini berhasil memberikan pemahaman awal kepada anak-anak tentang keragaman disabilitas, menjadikan mereka lebih siap untuk hidup dalam masyarakat yang inklusif.