Kanal24, Malang – Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI), Ir. Harkunti Pertiwi Rahayu, Ph.D., menekankan bahwa Pandemi Covid-19 telah mengubah paradigma masyarakat terhadap teknologi digital dan saat ini kita memanfaatkannya secara optimal. Hal ini disampaikan dalam acara “Penguatan Modal Sosial yang Adaptif untuk mencapai Ketangguhan Masyarakat dalam Revolusi Industri Kebencanaan 4.0”.
Acara ini merupakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Riset Kebencanaan pada Senin (27/11/2023) yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IAKI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Gedung Samantha Krida UB.
Ir. Harkunti dalam wawancara eksklusifnya menyampaikan perjalanan panjang IABI dalam menggelar PIT Riset Kebencanaan dengan berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia sejak 2014. Salah satunya, kerja sama dilakukan di UB meski sempat tertunda karena pandemi.
“Untuk riset kebencanaan ke depan adalah bagaimana kontribusi research di dalam hilirisasi, kemudian bagaimana industri teknologi kebencanaan atau peralatan kebencanaan bisa direalisasikan dengan semangat bahwa kita sebagai putra-putri Indonesia mampu melakukan banyak hal untuk kebencanaan,” terang Ir. Harkunti.
Pertemuan dibagi menjadi kelompok-kelompok yang membahas topik khusus seperti peringatan dini, kebijakan dan keadilan, serta kontribusi industri teknologi dalam penanggulangan bencana. Ir. Harkunti menegaskan pentingnya agar hasil pertemuan ini tidak hanya berupa laporan atau paper semata, melainkan dapat diindustrialisasikan dan memberikan kontribusi nyata dalam membangun ketangguhan bangsa.
Pertemuan ini juga menyoroti isu keadilan dalam penanganan bencana, terutama di daerah-daerah yang sering merasa tertinggal dan ditinggalkan. IABI berkomitmen untuk memeratakan upaya penanggulangan bencana, sehingga tidak hanya terfokus di kota-kota besar.
“Yang menarik kita bicarakan di sini adalah kebijakan dan keadilan. Di dalam kebencanaan, seringkali pada saat bencana maupun pasca bencana, banyak daerah tertinggal atau ditinggalkan. Oleh karena itu, kita fokus bagaimana memeratakan dengan bijak dan adil. Sehingga, target kita adalah bagaimana membangun ketangguhan kebencanaan bisa merata, bijak, dan adil,” ujar Ir. Harkunti.
Sebagai ahli kebencanaan, Ir. Harkunti mengajak para peserta untuk bersama-sama mencari solusi bagi permasalahan kebencanaan yang dihadapi Jawa Timur. Kolaborasi antara pusat dan daerah diharapkan dapat menjadi kunci dalam membangun ketangguhan nasional.
Baca juga: UB Dorong Ketangguhan Masyarakat dalam Revolusi Industri Kebencanaan 4.0
Dalam konteks teknologi kebencanaan, pembicaraan mencakup penerapan big data untuk pemetaan daerah rawan bencana dan peran teknologi dalam sistem peringatan dini tsunami. Tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana teknologi ini dapat diakses secara merata oleh seluruh masyarakat, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Harkunti menyimpulkan bahwa penguatan modal sosial adaptif melalui inovasi dan riset kebencanaan adalah langkah krusial dalam membangun ketangguhan masyarakat di era Revolusi Industri Kebencanaan 4.0. IABI berharap hasil dari pertemuan ini dapat memberikan kontribusi positif dan dapat diimplementasikan secara luas untuk kepentingan bangsa dan masyarakat. (nid/skn)