Kanal24, Malang – Bulan Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan memperbanyak ibadah. Selain menjaga ibadah puasa dan meningkatkan amal ibadah, ada satu hal yang sering terlupakan namun tak kalah pentingnya, yaitu menjaga ucapan. Seperti yang dibahas dalam Kajian Umum Ramadhan Menjelang Maghrib (KURMA) yang diadakan oleh Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya pada Rabu, 20 Maret 2024. Dengan tema bahasan komunikasi terbaik sepanjang Bulan Ramadhan.
Ustadz Achmad Muwafik Shaleh, S.sos., M.Kom., selaku dosen FISIP UB menjelaskan bahwa berdasar hadits yang diriwayatkan Al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda:
أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌ قَبْلِي: أَمَّا وَاحِدَةٌ، فَإِنَّهُ اِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَيْهِمْ، وَمَنْ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ أَبَدًا. وَأَمَّا الثَّانِيَةُ: فَإِنَّ خُلُوْفَ أَفْوَاهِهِمْ حِيْنَ يَمْسُوْنَ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ. وَأَمَّا الثَّالِثَةُ: فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَسْتَغْفِرُ لَهُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ. وَأَمَّا الرَّابِعَةُ: فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَأْمُرُ جَنَّتَهُ فَيَقُوْلُ لَهَا اِسْتَعِدِّيْ وَتَزَيِّنِي لِعِبَادِيْ أَوْشَكَ أَنْ يَسْتَرِحُوْا مِنْ تَعْبِ الدُّنْيَا إِلَى دَارِيْ وَكَرَامَتِي. وَأَمَّا الخَامِسَةُ: فَإِذَا كاَنَ آخِرُ لَيْلَةٍ غَفَرَ اللهُ لَهُمْ جَمِيْعًا. فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: هِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ يَا رَسُوْلَ الله؟ قَالَ: لَا، أَلَمْ تَرَ إِلَى الْعُمَّالِ إِذَا فَرَغُوْا مِنْ أَعْمَالِهِمْ وَفُّوُا أُجُوْرَهُمْ.
Artinya: Telah diberikan kepada umatku di bulan Ramadhan, lima pemberian yang belum pernah diberikan kepada nabi sebelumku yaitu:
Pertama, pada awal bulan Ramadhan, Allah swt melihat umatku. Siapa yang dilihat oleh Allah, maka dia tidak akan disiksa untuk selama-lamanya.
Kedua, bau mulut orang yang berpuasa, di sisi Allah lebih baik dari bau minyak misik (kasturi).
Ketiga, para Malaikat memohon ampunan untuk umatku siang dan malam.
Keempat, Allah swt memerintahkan (penjaga) surga-Nya, Allah berkata kepadanya: Bersiap-siaplah dan berhiaslah kamu untuk hamba-hamba-Ku, mereka akan beristirahat dari kesulitan hidup di dunia menuju tempat-Ku dan kemuliaan-Ku.
Kelima, pada akhir malam bulan Ramadhan Allah mengampuni dosa-dosa mereka semuanya. Seorang sahabat bertanya: Apakah itu lailatul qadr wahai Rasulullah? Nabi menjawab: Tidak, tidakkah kamu mengetahui bahwa para pekerja, apabila mereka selesai dari pekerjaannya, niscaya akan dibayar upahnya.
Ustadz Muwafik menggaris bawahi pada poin kedua yang berbunyi “seungguhnya bau mulut orang yang berpuasa di sisi allah itu lebih wangi daripada minyak misik.” Beliau menjelaskan bahwa yang ingin disampaikan dalam poin hadis tersebut adalah di dalam Bulan Ramadhan, kita sebagai manusia harus senantiasa menjaga lisan kita.
Beliau menjelaskan bahwa Nabi pernah bersabda bahwa ada hubungan korelatif yang sangat kuat antara apa yang diungkapkan oleh lisan dan keimanan. Keimanan sejatinya membangun diri kita, sehingga pada saat seseorang berbicara maka ia menjelaskan apa isi pikirannya.
“Puasa tidak hanya berarti menahan apa yang masuk kedalam mulut kita seperti makan dan minum, tetapi juga menahan berbicara, termasuk tangan yang di akhir-akhir ini menjadi wakil dari mulut kita,” ujar Ustadz Muwafik.
Menurut beliau, tangan kita pada hari ini sudah banyak mewakili mulut dan pikiran kita, karena apa yang kini kita ucapkan dapat kita tulis dengan mudah melalui gadget.
Dalam kajian tersebut Ustadz Muwafik menerangkan jika bicara memiliki dua macam, berbicara dengan sesama manusia dan berbicara dengan Allah SWT. dalam berbicara dengan manusia kita perlu berkomunikasi dengan baik. Dan setidaknya memenuhi empat prinsip, yaitu memanusiakan manusia, menyenangkan manusia, memerhatikan manusia, dan tidak mengecewakan manusia. Sedangkan berbicara dengan Allah dapat berupa membaca Al-Qur’an.
“Membaca Al-Qur’an sejatinya kita sedang berbincang dengan Allah SWT, karen Al-Qur’an itu ibarat surat cinta Allah SWT kepada kita umat manusia. Maka komunikasi yang baik di Bulan Ramadhan adalah memperbanyak berbincang dengan Allah melalui Al-Qur’an,” ucap beliau. (fan)