KANAL24, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku realisasi defisit anggaran pada akhir April 2019 sebesar 0,63 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) lebih tinggi dari periode sama 2018 (Tahunan).
“Tekanan dari sisi pendapatan dan belanja yang tinggi menghasilkan defisit yang lebih tinggi dari tahun lalu,” kata Sri Mulyani dalam jumpa pers perkembangan APBN di Jakarta, Kamis (16/5/219) kemarin.
Sri Mulyani menjelaskan realisasi defisit anggaran 0,63 persen terhadap PDB atau sebesar Rp101 triliun, lebih tinggi dari posisi April 2018 sebesar 0,37 persen dari PDB atau Rp54,9 triliun.
Ia mengatakan salah satu penyebab tingginya defisit anggaran adalah pendapatan negara yang tercatat sebesar Rp530,7 triliun atau hanya tumbuh 0,5 persen dari realisasi tahun lalu.
Dari pendapatan itu, realisasi penerimaan pajak hanya menyumbang Rp387 triliun atau tumbuh satu persen dari periode sama tahun 2018.
“Penerimaan pajak hanya tumbuh satu persen, padahal pada periode sama 2018, penerimaan pajak bisa tumbuh 10,8 persen,” kata Sri Mulyani.
Menurut dia, salah satu alasan penerimaan pajak tidak tumbuh optimal adalah karena kebijakan percepatan restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diberikan kepada masyarakat dan dunia usaha.
“Kita memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha yang punya reputasi baik, tapi akibatnya penerimaan PPN ada negatif growth,” katanya.
Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan, realisasi belanja negara sudah mencapai Rp631,8 triliun atau tumbuh 8,4 persen dari periode akhir April 2018.
Pertumbuhan belanja negara ini didukung penyerapan belanja Kementerian Lembaga yang sudah mencapai Rp201,1 triliun atau tumbuh 21,2 persen dari tahun lalu.
“Daya serap belanja Kementerian Lembaga ini sudah mencapai Rp201,1 triliun atau lebih baik dari tahun lalu yang tercatat Rp165,9 triliun,” katanya.
Sementara itu, realisasi pembiayaan telah mencapai Rp143,8 triliun atau turun dari pencapaian pada periode sama tahun 2018 sebesar 194,3 triliun.
Dengan capaian sampai akhir April 2019, ia memperkirakan, pelaksanaan APBN dapat tetap terjaga untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi dan defisit anggaran 1,84 persen terhadap PDB pada akhir tahun. (sdk).