Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya kembali menyelenggarakan ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Universitas Brawijaya (MTQ UB). Ajang bergengsi di bidang kesenian Islam dan Qurani ini merupakan ajang yang telah berjalan selama 17 tahun.
MTQ UB merupakan ajang bagi mahasiswa yang ingin menunjukkan kemahirannya di berbagai cabang lomba Islami yang ada. Selain itu MTQ UB juga menjadi jembatan mahasiswa untuk melenggang ke kancah yang lebih tinggi, Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQ MN). MTQ MN merupakan ajang dua tahunan yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek.
Ilhamuddin Nukman, S.Psi, M.A., koordinator MTQ UB XVII 2024 menjelaskan bahwa tim MTQ UB telah mempersiapkan dengan matang sejak sebelum lomba digelar pada Kamis, 30 Mei 2024.
“Di tahun ini kami memiliki satu cabang lomba baru yaitu Musabaqah Sholawat Nabi. diadakannya cabang lomba ini untuk menyiasati cabang lomba Musabaqah Sholawat Nabi yang juga menjadi cabang lomba baru di dalam MTQ MN,” ujar Ilhamuddin, Jum’at (31/5/2024).
Menurutnya antusiasme mahasiswa di tahun ini sangat tinggi, terdapat lebih dari 300 peserta yang sudah mendaftar di dalam kegiatan ini dalam 10 bidang musabaqah yang ada. Ke-10 bidang musabaqah tersebut antara lain: Musabaqah Desain Aplikasi Islami (MDAI), Musabaqah Debat Ilmiah Al-Qur’an (MDIA), Musabaqah Fahmil Qur’an (MFQ), Musabaqah Gagasab Futuristik Al-Qur’an (MGFA), Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ), Musabaqah Khaththil Qur’an (MKQ), Musabaqah Shalawat Nabi (MSN), Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), dan Musabaqah Tartilil Qur’an (MTRQ).
“Dari seluruh cabang lomba yang diadakan semua memiliki jumlah peserta yang relatif sama, karena kami mendorong semua fakultas untuk mengirim perwakilan ke semua cabang lomba yang ada,” terang Ilhamuddin.
Untuk mencapai hasil lomba yang maksimal, tim MTQ UB menggandeng sejumlah juri yang berkompeten di setiap bidang. Dari 40 juri yang turut andil dalam ajang ini didominasi oleh juri dari luar Universitas Brawijaya.
“Kami mengajak teman-teman dari luar UB karena bidang-bidang kepakaran itu banyak dari luar UB. Seperti dengan menggandeng juri dari kampus UIN Malang dan beberapa pesantren di Malang, seperti pondok pesantren dari Singosari,” lanjutnya.
Keterlibatan dewan juri dari luar UB sejalan dengan keinginan UB untuk mengasah kualitas mahasiswa agar memiliki kesiapan ke jenjang kompetisi yang lebih tinggi. Mahasiswa peraih juara pada tahun ini akan mendapat pembinaan lebih lanjut oleh UKM keagamaan yang telah memiliki program pelatihan secara terstruktur.
“Setelah keberhasilan tim MTQ UB di ajang MTQ MN di tahun 2023 yang telah menyabet gelar juara umum, kami berharap bisa mendapatkan calon-calon Kafilah baru yang dapat meraih kemenangan pada ajang MTQ MN dan kompetisi-kompetisi lain kedepannya,” harap Ilhamuddin.