Kanal24, Malang – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjaifudin, menyampaikan rilis dua indikator statistik penting, yaitu Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang bulan Mei 2024 dan Perkembangan Pariwisata Kota Malang bulan April 2024. Berita Resmi Statistik (BRS) ini disampaikan di Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, Senin (3/6/2024).
Umar menjelaskan bahwa deflasi di Kota Malang pada bulan Mei 2024 tercatat sangat kecil, yakni 0,08%. Deflasi ini terutama terjadi pada kelompok bahan makanan, yang mengalami kenaikan selama dua bulan sebelumnya, terutama saat Hari Raya Idulfitri. Pada bulan Juni ini, terjadi penurunan harga bahan makanan, meskipun tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan deflasi di Kabupaten Sumenep yang mencapai 0,87%.
“Komoditas beras memberikan andil terbesar terhadap deflasi di Kota Malang, sebesar 0,22%. Selain beras, komoditas lain yang turut mendorong deflasi adalah penurunan harga tomat sebesar 19,32% dengan andil 0,04%, daging ayam ras turun 2,76% dengan andil 0,04%, dan cabai rawit yang turun 10,86% dengan andil deflasi sebesar 0,02%,” tuturnya.
Komoditas lainnya yang mengalami penurunan harga termasuk udang basah turun 5,96%, jeruk 4,09%, kacang panjang 10,01%, dan kentang turun 2,9%. Selain itu, tarif angkutan kereta api juga turun sebesar 4,09% yang turut berkontribusi terhadap deflasi.
Sebaliknya, beberapa komoditas mengalami inflasi atau kenaikan harga pada Mei 2024, antara lain emas perhiasan sebesar 4,89%, bawang merah 13,58%, telur ayam ras 4,61%, dan tarif angkutan udara yang naik sebesar 6,04%.
Menanggapi rilis BPS ini, Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Malang bersama BPS untuk bersama-sama memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Dalam hal pelayanan publik, pihaknya selalu berharap setiap program tepat sasaran, yang tentunya membutuhkan metode yang rasional.
“Di sinilah output dari BPS dibutuhkan untuk memastikan program kerja yang sudah dibuat dan dilaksanakan dapat tepat sasaran,” kata Erik dikutip (5/6/2024).
Erik juga berharap agar setiap alokasi anggaran dari APBD dapat memberikan dampak langsung maupun tidak langsung yang bermanfaat bagi masyarakat. “Indikator dari BPS inilah yang menjadi tolok ukur dan bahan evaluasi Pemerintah Kota Malang. Apakah program yang telah dikerjakan mencapai indikator yang kami tetapkan atau belum? Di sinilah bisa dilihat dan kemudian dilakukan evaluasi. Pemerintah Kota Malang tidak hanya menggunakan metode yang sifatnya kualitatif namun juga kuantitatif,” imbuhnya. (din)