Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) mendapat pengakuan atas indeks maturitas sistem informasi yang tinggi dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Indeks maturitas sistem informasi merupakan ukuran yang menunjukkan sejauh mana kematangan dan efektivitas sistem informasi dalam suatu organisasi, termasuk aspek tata kelola, identifikasi, proteksi, deteksi, dan respon terhadap ancaman keamanan.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua CSIRT UB, Kasyful Amron, dalam acara Peresmian Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Universitas Brawijaya dan Workshop Peningkatan Kapabilitas Keamanan Siber di Perguruan Tinggi.
“Universitas Brawijaya (UB) meraih indeks 3.95 dalam bidang keamanan siber. Hal ini berdasarkan asesmen keamanan informasi oleh BSSN yang mencakup tata kelola, identifikasi, proteksi, deteksi, dan respon,” ujar Kasyful dikutip, Kamis (13/6/2023)
Penilaian ini didasarkan pada kriteria SNI ISO/IEC 27001, standar internasional yang memberikan panduan dalam menetapkan, mengimplementasikan, menjalankan, memantau, meninjau, memelihara, dan meningkatkan sistem manajemen keamanan informasi.
SNI ISO/IEC 27001 memastikan bahwa organisasi memiliki kontrol yang memadai untuk melindungi informasi sensitif dan memastikan kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data.
“Hasil yang sangat baik ini merupakan buah kerja keras banyak pihak yang terkait. Ini merupakan awal yang sangat baik bagi Direktorat TI, Tim CSIRT, dan tentu saja bagi UB dalam usahanya untuk mewujudkan transformasi digital,” tambah Kasyful.
Kasyful menyampaikan apresiasinya kepada Rektor UB dan Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi, yang telah memberikan perhatian besar terhadap penerapan sistem pengelolaan berbasis elektronik di UB.
Setelah peresmian oleh BSSN, tim CSIRT UB tidak hanya bertugas menanggulangi insiden keamanan siber tetapi juga melakukan berbagai upaya pencegahan dan peningkatan kesadaran seluruh pihak agar insiden keamanan siber di lingkungan UB semakin berkurang.
“Setiap insiden yang terjadi harus dicatat, diteliti, dan dilaporkan secara resmi ke BSSN, dan juga ke publik jika diperlukan. Untuk menjaga keamanan sistem, CSIRT dan DTI didukung oleh Unit Audit Internal melakukan audit terhadap seluruh sistem elektronik yang dimiliki UB secara periodik. Selain itu, audit juga dilakukan minimal setiap dua tahun sekali oleh pihak luar, dalam hal ini BSSN. Hasil pemeriksaan BSSN ini yang nantinya akan menjadi indeks maturitas keamanan sistem informasi yang kita miliki,” jelas Kasyful.
Dalam acara tersebut, dilakukan penyerahan sertifikat dari Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia, Agus Prasetya, kepada WR IV Bidang Kerjasama dan Internasionalisasi, Andi Kurniawan S.Pi., M.Eng. D.Sc. Andi Kurniawan menegaskan bahwa perguruan tinggi harus mengambil peran dalam melindungi Indonesia dari kejahatan siber.
“Di tengah euforia pemanfaatan teknologi informasi dan AI, kita harus melindungi keamanan sistem digital yang kita miliki bersama-sama. Pembentukan tim CSIRT ini merupakan salah satu upaya tersebut, dan hal ini sesuai dengan arahan rektor UB,” kata Andi.
Dengan pencapaian ini, Universitas Brawijaya menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan keamanan siber dan pengelolaan informasi yang baik. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi insiden keamanan siber di masa depan dan memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan lembaga terkait dalam menjaga keamanan digital.