Kanal24 – Siapa sih yang tidak ingin hidup tenang, jauh dari drama, dan dapat mengontrol segala masalah dengan santai? Kalau kamu sering merasa overwhelmed dengan semua yang terjadi di dunia ini, ada satu filosofi yang dapat membuat hidup kamu lebih santai dan tenang. Filosofi ini bernama Stoikisme!
Stoikisme adalah salah satu aliran filosofi yang sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Dibentuk oleh Zeno dari Citium, filosofi ini mengajarkan kita agar tetap tenang dan tidak mudah terpancing dengan hal-hal di luar kendali kita. Intinya, Stoikisme mengajak kita untuk fokus dengan hal-hal yang bisa kita kontrol, dan meninggalkan hal-hal yang tidak bisa kita kontrol.
Kita hidup di zaman yang serba cepat dan penuh tekanan. Kalian sadar tidak kalau saat ini sedikit-sedikit orang lain disebut FOMO? Ya! Sekarang sosial media membuat kita sering merasa FOMO (Fear of Missing Out), ditambah banyak drama di sekitar yang membuat mental kita kadang-kadang goyah. Dengan menerapkan prinsip Stoikisme, kamu bisa lebih tenang dan tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif. Menurut jurnal yang ditulis oleh William B. Irvine, seorang profesor filosofi di Wright State University, Stoikisme bisa membantu kita untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan emosional kita (Irvine, 2009).
Agar semakin paham, mari kita bedah prinsip-prinsip dasar dari Stoikisme yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip paling dasar dalam Stoikisme adalah kamu harus mengerti bahwa ada hal-hal dalam hidup yang bisa kamu kontrol, dan ada yang tidak. Contohnya, kamu bisa kontrol usaha yang kamu kerahkan dalam belajar, tapi kamu tidak bisa mengontrol hasilnya. Dengan fokus pada hal-hal yang bisa kamu kontrol, kamu tidak akan mudah kecewa.
Salah satu cara untuk menjadi stoik yang ulung adalah dengan melatih diri untuk tetap tenang dalam segala situasi. Misalnya, saat kamu sedang terkena macet di jalan, daripada stres dan marah-marah, lebih baik manfaatkan waktu itu untuk mendengarkan podcast atau musik favorit kamu. Terkadang hidup memang tidak selalu sesuai dengan rencana kita, dan itu normal. Stoikisme mengajarkan kita untuk menerima hal-hal yang terjadi dengan lapang dada. Ini bukan berarti kita pasrah, tetapi lebih ke arah kita belajar untuk berdamai dengan kenyataan. Menurut kutipan buku “Filosofi Teras” manusia tidak memiliki kuasa untuk memiliki apa pun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang dia belum miliki, dan dengan gembira memaksimalkan apa yang dia terima (Manampiring, 2018).
Oke, sekarang kita sudah paham prinsip-prinsip dasar Stoikisme. Lalu bagaimana cara praktisnya untuk menerapkan ini semua dalam kehidupan sehari-hari? Coba mulai hari kamu dengan bangun pagi dan meditasi. Dengan meditasi, kamu bisa lebih fokus dan tenang dalam menjalani hari. Banyak aplikasi yang bisa membantu kamu untuk melakukan meditasi, seperti Headspace atau Calm. Menulis jurnal harian juga dapat membantu kamu untuk merefleksikan apa yang terjadi dalam hidup kamu. Tuliskan hal-hal yang membuat kamu bersyukur, hal-hal yang dapat kamu kontrol, dan hal-hal yang kamu terima dengan lapang dada.
Pada zaman ini, siapa yang tidak bermain sosial media sekarang? Tapi hati-hati, sosial media dapat menjadi sumber stres bila kamu tidak mindful. Cobalah untuk tidak terlalu membandingkan diri dengan orang lain dan batasi waktu dalam bermain sosial media.
Siapa yang mengatakan bahwa kesehatan fisik yang paling utama? Ternyata kesehatan mental juga tidak kalah penting. Nah, stoikisme ini adalah kunci bagaimana kita bisa menjaga kesehatan mental kita. Selalu fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol dan menerima kenyataan, kita dapat mengurangi stres dan kecemasan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Psychology, praktik Stoikisme dapat membantu mengurangi gejala-gejala kecemasan dan depresi (Hafenbrack, 2017). Dengan belajar bersyukur dan menerima apa yang terjadi dalam hidup, kita bisa merasa lebih bahagia dan puas.
Tentu saja, tidak semua orang dapat langsung sukses menerapkan Stoikisme. Ada beberapa tantangan yang mungkin akan kamu hadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah konsistensi, memang konsisten itu adalah suatu hal yang berat. Menerapkan Stoikisme tidak dapat dilakukan secara instan, butuh latihan dan ketekunan. Terkadang, lingkungan sekitar kita tidak mendukung kita untuk menjadi stoik. Teman-teman yang sering drama atau situasi yang penuh tekanan dapat membuat kita sulit untuk tetap tenang.
Untuk kamu yang ingin memulai menerapkan Stoikisme, berikut beberapa tips dan trik yang dapat kamu coba. Jangan langsung berharap dapat menjadi seorang stoik dalam semalam. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti meditasi pagi atau menulis jurnal harian. Mencari teman atau komunitas yang dapat mendukung kamu dalam perjalanan menjadi seorang stoik. Banyak sekali grup atau komunitas di media sosial atau forum online yang membahas tentang Stoikisme. Baca buku atau artikel tentang Stoikisme, dan terus belajar dari pengalaman sehari-hari. Buku seperti Meditations karya Marcus Aurelius atau Filosofi Teras karya Henry Manampiring dapat menjadi referensi yang bagus.
Stoikisme tidak hanya filosofi kuno yang sudah ketinggalan zaman. Justru, di era yang serba cepat dan penuh tekanan ini, Stoikisme dapat menjadi solusi kunci untuk kita yang ingin hidup lebih tenang dan bahagia. Dengan fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol, melatih diri untuk tetap tenang, dan menerima kenyataan dengan lapang dada, kita dapat menghadapi segala tantangan hidup dengan lebih santai dan tidak mudah baper. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai terapkan Stoikisme dalam hidup kamu dan rasakan perbedaannya!
Referensi:
Hafenbrack, Andrew C., 2017. “Mindfulness Meditation as an On-The-Spot Workplace Intervention,” Journal of Business Research, Elsevier, vol. 75(C), pages 118-129.
Henry Manampiring. Filosofi Teras. 2018Irvine, W. B. (2009). A Guide to the Good Life: The Ancient Art of Stoic Joy. Oxford University Press.
Oleh:
Amelia Ananda Prasetyani, Prodi Psikologi, FISIP, UB, Semester 2