Kanal24, Malang – Pembangunan dan produktivitas desa adalah kunci peningkatan ekonomi nasional. Desa yang maju dan produktif berperan penting dalam mengurangi kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup, dan meratakan pembangunan di seluruh Indonesia. Dalam upaya ini, Universitas Brawijaya dan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Dirjen PDP) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) bergandengan tangan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan pembangunan desa yang optimal.
Pertemuan terbatas antara Tim Pusat Studi Pembangunan Desa Universitas Brawijaya dan Dirjen PDP Sugito, S.Sos., M.H. bertujuan memperkuat kolaborasi tersebut. Pertemuan ini berlangsung di sela-sela peresmian pembangunan sarana prasarana desa dan pengembangan objek wisata di enam desa di Kabupaten Ponorogo.
Dalam keterangan yang diterima Kanal24 (25/2/2024) Sugito menekankan pentingnya peran desa dalam pembangunan Indonesia, meskipun desa masih menghadapi tantangan seperti kemiskinan, keterbatasan infrastruktur, dan ketimpangan akses layanan kesehatan dan pendidikan.
“Desa memiliki peran sentral dalam pembangunan Indonesia,” ujar Sugito. Data BPS 2024 menunjukkan bahwa sekitar 54,68% penduduk miskin di Indonesia tinggal di perdesaan.
Sugito juga menyoroti pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam pembangunan desa, termasuk aspek internal yang melibatkan lima direktorat teknis dan satu sesditjen yang bekerja sama menyelesaikan program unggulan desa. Selain itu terdapat aspek eksternal mencakup kerja sama dengan kementerian, lembaga, perguruan tinggi, dan NGO.
Sementara itu, Tim Pusat Studi Pembangunan Desa Universitas Brawijaya yang diwakili oleh Dr. Ir. Atiek Iriany, MS., Dr. Sugiarto, dan Aris Subagiyo, menegaskan komitmen UB dalam pendampingan dan pemberdayaan desa melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Universitas Brawijaya telah berperan aktif dalam program ‘Desa Berdaya’ di Jawa Timur, yang berhasil menghilangkan desa sangat tertinggal dan desa tertinggal di provinsi ini,” ungkap Dr. Ir. Atiek Iriany, MS.
Pada tahun 2024, Pusat Studi Pembangunan Desa Universitas Brawijaya mendapat kepercayaan untuk menyusun Pedoman Pemanfaatan Ruang Desa. Pedoman ini bertujuan membantu desa mengenali potensinya dan mengembangkan program tematik sesuai karakteristik lokal. Pendekatan bottom-up ini melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa yang berkelanjutan.
Dr. Sugiarto menjelaskan bahwa pedoman tersebut harus operasional dan mudah dipahami oleh pemerintah desa dan masyarakat. “Pedoman ini akan disesuaikan dengan tipologi desa yang beragam di Indonesia, termasuk desa pedalaman, pesisir, pinggiran kota, kepulauan, dan perbatasan negara,” terangnya.
Sebagai bukti komitmen Universitas Brawijaya siap menambah lokasi pilot project penyusunan pemanfaatan ruang desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kami ingin membantu memajukan desa-desa di luar Jawa, menambah ragam desa dalam pedoman pemanfaatan ruang desa dengan memanfaatkan jejaring kerjasama kami di kedua provinsi tersebut,” tutup Dr. Ir. Atiek Iriany, MS.