KANAL24, Malang – Idul Fitri sudah di depan mata. Ramadhan tinggal menghitung hari. Sebentar lagi bulan penuh ampunan dan berkah ini pergi. Apakah setiap umat Islam yang sungguh-sungguh berpuasa akan bertemu Ramadhan lagi tahun depan, tidak seorang pun yang tahu. Kita hanya bisa sama-sama berdoa, semoga Allah mempertemukan kita lagi dengan Ramadhan tahun mendatang.
Ramadhan sesunguhnya belum berakhir. Tetapi persiapan menyambut Idul Fitri sudah dilakukan, bahkan dari jauh hari. Bahkan banyak yang sudah sampai di kampung halaman, melakukan “ritual” mudik untuk berkumpul dengan keluarga merayakan Idul Fitri. Bersama merayakan kemenangan yang juga sudah dipersiapkan. Entah kita benar-benar menang atau tidak, tdak ada yang tahu. Apakah puasa kita bernilai pahala atau tidak disisi Allah juga tidak ada yang tahu. Karena ibadah puasa untuk Allah dan hanya Allah yang menentukan pahalanya. Kita hanya sebatas dapat berdoa, semoga usaha keras kita berupa puasa, shalat tarawih, i’tikaf dan berbagai ibadah sunnah lainnya, termasuk sedekah yang kita lakukan diterima Allah SWT.
Dalam luapan kegembiraan menyambut hari kemenangan, mari kita berhenti sejenak untuk mengoreksi seluruh kegiatan menyambut Idul Fitri. Bukan persiapan baju baru atau bahan makanan di Hari Raya, berupa Opor Ayam, karena itu tidak penting. Tanpa baju baru dan Opor Ayam tidak ada halangan untuk ber-Idul Fitri. Pertanyaannya, apakah para penanggungjawab setiap orang atau kepala keluarga sudah menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah?
Juga membayar zakat harta yang sudah sampai nisab dan waktunya.
Zakat fitrah mungkin nilai tidak berat. Setiap muslim hanya wajib mengeluarkan satumud atau dua setengah kilogram lebih sedikit (dibulatkan tiga kilogram) dari bahan pokok yang sama dengan yang dimakan sehari-hari. Jadi kalau bahan makanan umat Islam Indonesia umumnya beras, zakat fitrahnya dihitung dengan beras dan minimal harus jenis beras yang sama dengan yang selalu dimakan. Kalau mutu yang dizakatkan lebih bagus, akan lebih baik. Bila jumlah yang diserahkan lebih dari ketentuan, kelebihannya niatkanlah untuk sedekah.
Rasulullah Muhammad SAW mengingatkan, zakat merupakan kewajiban yang harus dilakukan setiap umat Islam. Saking wajibnya, bagi mereka yang tidak mampu, zakat yang mereka terima, wajib dizakatkan lagi. Kalau jumlahnya lebih baru kelebihannya itu boleh dia manfaatkan. Selain itu serahkan zakat fitrah sebelum khatib naik mimbar. Bila terlambat nilai berubah menjadi sedekah. Bahkan lebih baik serahkan sekarang. Bukan sekedar supaya tanggung jawab terselesaikan, tetapi agar penerima dapat memanfaatkannya dengan maksimal.
Zakat fitrah memang merupakan kewajiban setiap umat Islam yang harus diserahkan dengan batasan waktu yang sudah ditetapkan. Penyerahannya selama Ramadhan sampai Shalat Idul Fitri. Tujuannya untuk membersihkan diri dari kekurangan yang dilakukan selama Ramadhan.
Namun perintah itu juga berdimensi sosial. Umat Islam diperintahkan untuk memperhatikan dan membantu saudara seiman yang kurang mampu. Idul Fitri merupakan hari bahagia seluruh umat Islam. Jangan sampai ada yang bersedih, apalagi tidak punya makanan pada hari kemenangan itu.
Jangan sampai ada yang bersedih, terutama anak-anak tidak boleh menangis karena rasa duka di hari itu. Kegembiraan itu milik semua umat Islam tanpa kecuali. Mereka datang berduyun-duyun ke tanah lapang atau mesjid untuk Shalat Idul Fitri dengan gembira dan yakin di hari-hari itu ada makanan di rumah. Selamat Idul Fitri..Allahuakbar…Allahuakbar..Allahuakbar. Lailah hailallah huwallah huakbar… Allahuakbar..walillah ilham. (Mondry)
Penulis : Mondry (Dosen FISIP UB)