Kanal24, Malang – Sebagai umat Islam sudah sepantasnya kita untuk memahami dan meningkatkan kepedulian terhadap krisis di Palestina. Oleh karena itu, Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya (UB) menggelar kajian bertajuk “Kontribusi Umat dalam Menanggapi Krisis Kemanusiaan di Palestina”. Selasa (9/7/2024).
Kajian umum kali ini diisi oleh Ustadz Muhammad Husein, seorang pendiri lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH). INH merupakan sebuah lembaga yang menyalurkan bantuan dari masyarakat untuk masyarakat, termasuk bantuan untuk Palestina.
Dalam kajiannya Husein menjelaskan bahwa hingga saat ini serangan-serangan israel masih belum usai. Bahkan serangan pada akhir-akhir ini lebih dahsyat dari serangan pendahulunya.
“Saat ini situasi di sana sedang dalam masa perundingan gencatan senjata. Israel mendesak Palestina untuk segera menerima persyaratan mereka, namun cara desakan mereka dengan membantai warga sipil,” ujarnya.
Mereka (warga israel) mulai menggunakan warga sipil sebagai tameng badan. Husein memberi contoh dengan perlakuan israel yang menaruh warga Palestina yang terikat di depan kendaran mereka.
Husein mengutip pernyataan Abu Ubaida, Juru Bicara Palestina yang mengatakan bahwa saat ini keadaan di Gaza tidak hanya dipenuhi tentara-tentara israel yang menyerang, namun juga banyak tentara bayaran dari barat yang turut memberi bantuan kepada israel.
“Setelah mempelajari lebih dalam melalui program diploma israel affair, saya memahami bahwa seluruh pemberitaan milik israel dikontrol sepenuhnya oleh militer.” ujar ustad yang kerap dikenal dengan Husein Gaza.
Menurutnya genosida yang terjadi selama bertahun-tahun ini tidak hanya merugikan pihak Palestina, namun juga para warga israel. Oleh karena itu pemerintahan israel mengontrol penuh peran media untuk mengatur warganya.
Sebagai umat Islam yang beriman sudah sewajibnya kita untuk memberi bantuan dan dukungan untuk masyarakat Palestina. Husein menyebutkan bahwa pentingnya edukasi dalam hal ini.
“Kita harus mencontoh perilaku Nabi Muhammad yang selalu getol untuk memotivasi para sahabatnya agar menanamkan semangat juang pembebasan Baitul Maqdis. Beliau selalu menjaga isu ini agar selalu trending topik dengan cara membuka bahasan di berbagai forum,” terangnya.
Ia menuturkan bahwa sepertiga dari bacaan Al-Quran adalah pembicaraan tentang Baitul Maqdis. Kita sebagai umat Islam yang baik tidak perlu takut, karena sudah memiliki dasar yang baik yaitu Al-Quran.
“Dalam hadits disebutkan bahwa jika kalian tidak mampu membebaskan Baitul Maqdis, maka berikanlah hadiah. Karena barangsiapa mengirim hadiah ke Baitul Maqdis maka pahalanya sama seperti orang yang sholat di Baitul Maqdis,” lanjutnya.
Namun Ustad Husein menekankan bahwa pemberian harta adalah bersifat hadiah, bukan bersifat sedekah. “Ada sedikit perbedaan antara hadiah dan sedekah. Kita mengetahui bahwa sedekah ini bersifat suka rela, sisihan harta, dan juga sesempatnya saja. Berbeda dengan hadiah yang bersifat mewah, megah, berkesan, dan bernilai lebih,” tutur Husein.
“Pandang dan perlakukan mereka yang ada di Palestina sebagai orang-orang mulia. Motivasikan diri kita karena cinta terhadap mereka, bukan karena kasian. Sehingga pemberian yang kita serahkan bukan sedekah tetapi hadiah,” pungkasnya.(fan)