Kanal24, Malang – Endah Purwatiningtyas Hadipranoto, alumni Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Brawijaya (UB), berbagi cerita tentang pendakian mereka ke Mount Elbrus di Rusia pada tahun 2017 dan bagaimana ia sebagai Manager IMPALA UB mengalami kehabisan oksigen saat mendaki.
Bersama dua anggota tim dari Impala UB, Salahudin (mahasiswa Fakultas Perikanan) dan Gede (mahasiswa Fakultas Pertanian), mereka menargetkan puncak tertinggi di Eropa sebagai bagian dari program ambisius Seven Summit Impala UB.
Endah menuturkan kepada Kanal24 (25/7/2024) bahwa program Seven Summit sendiri bukanlah hal baru bagi Impala UB. Pada tahun 1986 dan 1996, mereka telah berhasil mencapai puncak tertinggi di Asia, yaitu Puncak Jaya di Papua. Pendakian ke Mount Elbrus dengan ketinggian 5.868 meter di atas permukaan laut menjadi langkah berikutnya dalam menyelesaikan Seven Summit dunia.
Sebagai manajer tim, Endah Purwatiningtyas memiliki tanggung jawab besar dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk para atlet, mulai dari persiapan fisik, gizi, kesehatan, hingga kebutuhan selama pendakian. “Saya membantu keperluan-keperluan mereka, tapi saya juga ikut mendaki ke Elbrus,” ujar Endah.
Perjalanan mendaki ke puncak Mount Elbrus tidaklah mudah. Saat mendaki dari ketinggian 4.100 meter menuju puncak, tepatnya pada ketinggian sekitar 5.300 meter atau mendekati saddle, Endah mulai merasakan gejala sesak nafas. Kondisi tersebut memaksa Endah untuk berhenti dan turun kembali ke basecamp. “Sesak nafas yang saya alami itu adalah salah satu gejala dari AMS atau Acute Mountain Sickness, yang juga dikenal sebagai penyakit ketinggian,” jelasnya.
AMS atau penyakit ketinggian disebabkan oleh tekanan udara yang semakin tipis seiring dengan ketinggian yang dicapai. Di atas ketinggian 5.000 meter, kadar oksigen hanya sekitar 50% dari kadar normal, membuat tubuh harus bekerja ekstra keras untuk mendapatkan oksigen yang cukup.
Walau tidak berhasil mencapai puncak secara pribadi, kontribusi Endah sebagai manajer tim sangatlah vital. Ia memastikan bahwa Salahudin dan Gede tetap dalam kondisi prima dan dapat melanjutkan pendakian hingga berhasil mencapai puncak Mount Elbrus. Pencapaian ini tidak hanya menambah deretan keberhasilan Impala UB dalam program Seven Summit, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak pendaki muda di Indonesia.
Pendakian ke Mount Elbrus merupakan bukti nyata dari ketangguhan, kerja sama, dan persiapan yang matang. Kisah Endah dan timnya menunjukkan bahwa pencapaian besar tidak hanya tentang individu yang mencapai puncak, tetapi juga tentang kerja keras dan dukungan tim di setiap langkah perjalanan. Bagi Endah dan anggota Impala UB lainnya, petualangan ini adalah sebuah kebanggaan dan motivasi untuk terus menggapai puncak-puncak tertinggi lainnya di dunia. (nid)