Kanal24, Malang – Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan energi terbarukan menjadi salah satu misi penting, tidak hanya bagi pemerintah, namun juga bagi institusi dan stakeholder. Universitas Brawijaya bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Pemerintah Kota Malang dan Kota Batu menyelenggarakan Sosialisasi Eksplorasi dan Mitigasi Energi Geothermal Gunung Arjuno Welirang. Selasa (06/08/2024).
Prof. Sukir Maryanto, S.Si., M. Si., Ph.D. Ketua Senat Akademik Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya menjelaskan bahwa UB berperan penting dalam pengembangan dan pemanfaatan energi geothermal. “Kita terikat dalam satu pentahelic, jadi kita dari pihak akademisi melakukan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, industri, dan media massa. Universitas Brawijaya sebagai akademisi berperan mengembangkan berbagai macam penelitian yang berkaitan,” ujar Prof. Sukir.
Menurutnya peran UB sangat besar sebagai bentuk support dan dorongan terhadap program yang akan segera dicanangkan. Karena, berdasar hasil peneitian yang telah dilakukan, pengembangan bioteknologi Arjuno Welirang menyimpan kurang lebih 200 megawatt yang jika diperhitungkan akan bisa menghidupi sekitar 300 ribu penduduk.
“Memang jumlah tersebut terlihat sangat besar, tapi kondisi untuk implementasinya memang perlu perencanaan lebih detail dan lebih komprehensif lagi,” terangnya.
Kegiatan sosialisasi yang diadakan di Graha Pancasila Balaikota Among Tani Batu ini dihadiri oleh banyak pihak yang terlibat. Termasuk Aries. A.P., S.STP., M.M., PJ Walikota Batu, dan Ir. H.M. Ridwan Hisjam, DPR RI Komisi VII Bidang Energi.
Prof. Sukir menyebutkan bahwa kegiatan sosialisasi tersebut adalah salah satu cara mengatasi tantangan ketakutan dari masyarakat. “Kegiatan ini menjadi contoh sosialisasi yang baik, kolaborasi antara kelima sektor besar. Terlebih lagi kami mendapat support dari pemegang legislasi di DPR. kolaborasi dengan pemerintah menjadi hal yang sangat baik dan memang program ini layak untuk diteruskan dan dikembangkan,” ulasnya.
Ia berharap, pengembangan energi geothermal dapat berjalan dengan baik. Sehingga Prof. Sukir bermimpi bahwa kelak di Jawa Timur dapat terbangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) untuk menghidupi masyarakat luas.
Di kesempatan yang sama, Dr. Ir. M. Wafid M.Sc. selaku Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan bahwa Badan Geologi sebagai salah satu institusi Eselon 1 di bawah Kementerian ESDM mempunyai kewajiban khusus untuk menyurvei, eksplorasi, menginventarisasi, dan mengidentifikasi potensi dari sumber daya alam geologi yang ada di Indonesia.
Menurutnya, meski Indonesia memiliki potensi geothermal yang sangat besar, sayangnya masih banyak kendala yang ada di lapangan. Terutama adalah kendala sosial. “Sosialisasi seperti ini yang kami harapkan dapat menjadi sarana pemahaman kepada masyarakat. Karena kegiatan seperti ini bersifat heterogen, maka besar kemungkinan bahwa masyarakat tidak tahu bahwa energi geothermal ini dapat memberi dampak yang positif,” ucap Wafid.
Menurutnya masih banyak masyarakat yang menganggap negatif energi geothermal. Seperti kekhawatiran masyarakat perihal air tanah yang tercemar, polusi, dan lain sebagainya. “Oleh karena itu, kami akan mengemas lebih baik beberapa bahan tayangan untuk sosialisasi kedepannya agar lebih mudah untuk diterima masyarakat yang lebih luas,” lanjutnya.
Wafid menuturkan, untuk mendukung hal tersebut Badan Geologi juga akan terus mengajak masyarakat untuk mengunjungi museum-museum geologi. Mulai dari anak-anak hingga dewasa dapat menikmati sajian pendidikan di dalam museum geologi.
“Seperti museum geologi di Bandung, tidak hanya para siswa yang bisa menikmatinya, bahkan masyarakat umum juga perlu untuk mengetahui sebenarnya potensi sumber daya alam di Indonesia itu sangat luas. Museum itu memberi edukasi dan pemahaman kepada masyarakat setempat untuk merasa memiliki daerahnya,” tegas Wafid.
Di akhir kesempatan Wafid menuturkan bahwa Indonesia yang memiliki 127 gunung api aktif masih menyimpan potensi yang sangat besar. Untuk kesempatan berikutnya, dirinya dan tim akan terus mencoba dan mengevaluasi sebagai bahan sosialisasi yang akan dilakukan di kesempatan lain. (fan)