KANAL24, Semarang – Produk pertanian Jawa Tengah semakin naik kelas di kancah perdagangan dunia. Hal itu terbukti dengan banyaknya produk pertanian Jateng yang diekspor ke luar negeri.
Terbaru, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melepas ekspor kedelai sayur atau Edamame pertama ke Eropa, tepatnya ke Belanda. Hasil pertanian dari Temanggung, Wonosobo dan Magelang itu menjadi primadona setelah sebelumnya sukses diekspor ke Jepang dan Amerika Serikat.
Dilansir dari Humas Jateng sebanyak dua kontainer berisi sekitar 44 ton edamame dilepas Ganjar dari Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang, Rabu (3/7). Pelepasan ekspor Edamame perdana ke Eropa tersebut juga dihadiri Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan, Direktur Kepabeanan, Fadjar Dhonny, Sekretaris BKIPM, Septiama dan para pelaku usaha.
“Saya kira ini bagian dari tendangan yang kita lakukan untuk menunjukkan kepada publik bahwa kita punya produk pertanian yang berkelas. Apa buktinya, ya ini, kita ekspor Edamame langsung ke Eropa,” kata Ganjar.
Selain Edamame, dalam kesempatan itu juga diekspor hasil pertanian Jateng lainnya. Seperti bunga melati, sarang burung walet, gula semut, jahe, kayu dan lain sebagainya.
“Ini bukti bahwa potensi pertanian Jateng sangat besar. Saya tadi juga terkejut, ada pula pasar ekspor untuk daun sirsak kering dan daun Ketapang. Bayangkan, daun-daun kering yang biasanya dibakar itu, ternyata memiliki pasar bagus di dunia. Ini bukti potensi agroindustri Jateng sangat bersaing,” tegasnya.
Dengan kondisi itu, maka pembinaan dan pendampingan kepada para petani di Jateng akan terus ditingkatkan. Dengan bantuan dari Kementerian Pertanian, Ganjar optimis ekspor hasil pertanian Jateng akan terus meningkat.
“Harus ada pembinaan dari hulu sampai hilir. Kalau market bagus namun produk kurang, maka tugas hulu menggenjot produktivitas. Dinas sudah saya perintahkan mencari champion pertanian yang punya potensi ekspor tinggi untuk didampingi. Nah di hilirnya bertugas mencari potensi pasar yang bagus di luar,” paparnya.
Untuk menuju hal itu, Ganjar menegaskan betapa pentingnya big data. Oleh sebab itu, Pemprov Jateng lanjut dia sedang getol menyiapkan big data, khususnya sektor pertanian.
“Dengan big data itu, maka kita bisa mengkonsoldasikan dari hulu sampai ke hilir, sehingga semua nantinya akan dapat dipantau. Kami senang karena Kementerian Pertanian siap membantu kami mewujudkan itu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan, produk Edamame asal Jateng memang diminati banyak negara. Setelah Jepang dan Amerika, kali ini Edamame asal Jateng diekspor perdana ke Eropa, tepatnya ke Belanda.
“Hari ini untuk Edamame dari Jateng kita ekspor dua kontainer, total sekitar 44 ton. Sebenarnya permintaan tinggi mencapai 480 ton, maka kami meminta para petani untuk menanam Edamame,” kata Jamil.
Selain Edamame, dalam kesempatan itu juga diekspor sejumlah hasil pertanian lainnya. Total ekspor produk pertanian kali ini lanjut dia sebesar Rp81 miliar.
“Selain produk pertanian, kami juga hari ini ekspor produk non pertanian. Total ekspor produk pertanian dan non pertanian hari ini sekitar Rp250 miliar,” terangnya.
Lebih lanjut Ali Jamil mengatakan, dalam kurun waktu 4,5 tahun terakhir sektor pertanian Indonesia mengalami perkembangan pesat. Hal itu dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah ekspor komoditas pertanian dari tahun-tahun sebelumnya. Contohnya, nilai ekspor pertanian jauh meningkat dari 2013 lalu yang berada pada angka 33 juta ton.
“Nilai ekspor pertanian kita saat ini meningkat jadi 43 juta ton. Naik sekitar 10 juta ton dari sebelumnya,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, angka inflasi di sektor pertanian juga mengalami penurunan drastis, yakni dari sekitar 10-an persen menjadi 1 persen lebih. Capaian itu menjadi angka inflasi terendah sepanjang sejarah.(sdk)