Kanal24, Malang – Komunitas Malang Peduli Demokrasi (MPD) mengadakan kegiatan Dialog Publik yang menghadirkan para bakal calon Walikota Malang. Acara ini diselenggarakan Jumat, (6/9/2024). menjelang ajang Pemilihan Kepala Daerah Kota Malang, yang akan berlangsung pada Bulan November.
Diadakan di Mifeng Kopitiam Kota Malang, kegiatan ini dihadiri oleh ratusan orang yang peduli dengan jalannya demokrasi di Kota Malang. Koordinator MPD, Imam Muslich, menjelaskan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah sebagai langkah mengedukasi masyarakat agar lebih mengenal siapa saja calon pemimpin mereka selama lima tahun kedepan.
Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan salah satu visi MPD yaitu menyebarkan edukasi politik bagi masyarakat agar tidak tergiur politik uang atau cara curang lainnya.
“Jangan tergiur hanya karena uang 200-300 ribu, suara masyarakat menjadi tidak sesuai hati nurani. Acara ini adalah kesempatan untuk mengenal calon dengan lebih baik, karena para calon pemimpin yang terpilih akan mengendarai jabatan di Kota Malang selama lima tahun kedepan,” tegas Muslich.
MPD sebagai komunitas publik berhasil menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah daerah. Muslich berharap, dengan diadakannya kegiatan ini masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nuraninya.
“Salah satu cara menggunakan hak pilihnya adalah dengan memilih pemimpin sesuai pilihannya sendiri, tidak boleh ikut ikutan,” terang Muslich dalam wawancara dengan tim Kanal24.
Di kesempatan yang sama, Dr Ya’qud Ananda Gudban, SS, SST. Par,MM, Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kota Malang, menyoroti minimnya program nyata yang menyentuh kebutuhan perempuan, terutama mereka yang menjadi kepala keluarga.
“Kami selama ini belum menemukan program yang nyata bagi perempuan sebagai kepala keluarga,” ujar Ya’qud Ananda. Menurutnya, rumah tangga adalah sebuah pilar. Sehingga sebuah rumah tangga tangga yang sehat akan berdampak pada kesehatan ekonomi kota tersebut.
Ya’qud menilai bahwa masih banyak program yang bersifat tidak aplikatif dan hanya sekadar janji politik semata. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya program yang konkrit dan dapat direalisasikan.
“Nanti kita akan kawal dari jawaban diskusi hari ini, apakah kedepannya akan benar-benar terealisasikan atau tidak,” ujarnya.
Di akhir kesempatan, Ya’qud menyebutkan bahwa acara dialog publik memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan mereka kepada para calon pemimpin secara langsung.
“Masyarakat akan terbantu dengan terselesainya permasalahan yang dijelaskan, dan calon walikota akan belajar dalam menghadapi situasi dan juga menawarkan solusi. Sehingga seluruh pihak akan terbantu,” pungkasnya.
Dalam dialog publik ini salah satu bacawali Kota Malang Wahyu Hidayat hadir menyampaikan beberapa rencana program dan melayani pertanyaan panelis dan masyarakat yang hadir di Mifeng Kopitiam. Persoalan tata kota, pemberdayaan UMKM dan anggaran menjadi diskusi hangat dalam dialog ini. (fan)