KANAL24, Tulungagung – Sebanyak 239 desa yang tersebar di 18 kecamatan se-Kabupaten Tulungagung akan menggelar Pemilihan Kepala Desa secara serentak pada hari Selasa (9/7) . Jika dihitung dari total 257 desa yang ada, banyaknya desa yang menggelar pilkades serentak tahun ini tidak kurang dari 92%.
Terdapat 662 calon kades yang akan berupaya merebut suara sebanyak-banyaknya dari 747.696 pemilih yang masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Panitia desa sudah menyiapkan 821 titik Tempat Pemungutan Suara seantero kabupaten.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, Bagian Administrasi Pemerintahan Setda Kabupaten Tulungagung sebagai panitia penyelenggara di tingkat kabupaten berusaha membuat terobosan.
Jika selama ini hasil pelaksanaan pilkades hanya disajikan dalam rekapitulasi di atas kertas plano, tahun ini akan dipublikasikan secara online melalui aplikasi berbasis website.
“Kalau dulu orang ingin tahu hasil pilkades butuh waktu lama, apalagi kalau yang pilkades desa lain, tahun ini kita upayakan beberapa jam setelah penghitungan suara hasilnya sudah bisa dicek lewat online,” ujarKasubbag Administrasi Aparatur Pemerintahan Desa Kabupaten Tulungagung Yudi Irwanto (9/7/2019).
“Tantangannya adalah bagaimana agar hasil pilkades di 239 desa ini bisa disiarkan secepat dan seluas mungkin kepada masyarakat dengan bantuan internet,” lanjutnya.
Menurut Yudi, menyediakan media online bagi masyarakat yang ingin memantau hasil pilkades adalah komitmen Permkab Tulungagung agar gelaran pesta demokrasi ini makin transparan dan akuntabel.
Pemikiran tersebut disambut oleh Spora Enterprise, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi multimedia di Kota Malang. Perusahaan inilah yang kemudian bekerjasama dengan Bagian Administrasi Pemerintahan Setda Kabupaten Tulungagung mengembangkan sebuah aplikasi penghitungan pilkades yang tersaji dalam website beralamatpilkadestulungagung.id.
“Konsep dasarnya adalah menyediakan perangkat online bagi panitia pilkades di semua desa untuk mengunggah jumlah data pemilih, calon kades, sampai dengan hasil pemilihan,” ujar Mokhammad Qayyum Hidayat, salah satu programmer Spora Enterprise.
Lebih lanjut Qayyum menceritakan, aplikasi ini dikelola oleh dua level administrator. Administrator level satu dipegang oleh tim yang ada di pemerintah kabupaten. Mereka adalah tim yang mengelola data yang dikirim dari desa, memverifikasi kebenarannya, dan kemudian memublikasikan data tersebut kepada khalayak.
Sedangkan administrator level dua dipegang oleh setidaknya satu orang di masing-masing desa yang merangkap sebagai panitia pilkades. Jadi setidaknya mereka berjumlah 239 orang.
Sebelum pemungutan suara, tugas mereka adalah menginput ringkasan data DPT dan profil masing-masing calon kepala desa, termasuk visi misinya. Usai penghitungan suara dilaksanakan, mereka bertugas menginput hasilnya sekaligus mengunggah berkas rekapitulasi penghitungan, termasuk juga kopian berkas berita acara.
“Saat ini semua administrator aplikasi di tingkat desa ini sudah kami beri bimbingan teknis. Data 239 desa juga sudah terunggah,” ujar Qayyum.
“Sekarang kami berharap penyelenggaraan pilkades lancar dan semua administrator desa proaktif, sehingga hasil pilkades bisa disajikan dengan cepat,” pungkasnya. (sdk).