Kanal24, Tuban – Peningkatan produktivitas dalam budidaya udang vaname menjadi kunci penting dalam mendongkrak perekonomian masyarakat pesisir. Inovasi di sektor ini diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi petani tambak, mulai dari kualitas air yang buruk hingga biaya pakan yang tinggi. Solusi inovatif yang dapat meningkatkan survival rate udang vaname dan menekan biaya produksi akan berdampak besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Sebagai bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Universitas Brawijaya (UB), Tim AQUARES KKN Doktor Mengabdi (DM) melaksanakan program inovatif di Kelurahan Sukolilo, Tuban. Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas budidaya udang vaname melalui penggunaan pakan alami jenis Chlorella, sebuah mikroalga yang kaya nutrisi.
Dalam keterangan yang diterima Kanal24 (14/9/2024) Prof. Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S., salah satu anggota tim AQUARES, menjelaskan bahwa masalah utama yang dihadapi petani tambak adalah rendahnya tingkat kelangsungan hidup benur udang akibat kualitas air yang kurang terjaga serta tingginya biaya pakan buatan.
“Survival Rate (SR) benur udang saat ini hanya sekitar 50%. Dengan penggunaan Chlorella sebagai pakan alami, yang kaya nutrisi, diharapkan kelangsungan hidup benur meningkat secara signifikan,” jelas Prof. Musa.
Jenis Chlorella dipilih karena ukurannya yang kecil dan cocok untuk bukaan mulut benur udang yang baru menetas. Selain itu, kandungan nutrisinya yang tinggi menjadikannya pakan ideal untuk tahap awal pertumbuhan udang vaname.
Sementara itu, Dr. Nanik Retno Buwono, S.Pi., M.P., Ketua Tim AQUARES, menambahkan bahwa program ini tidak hanya terbatas pada penebaran Chlorella sebagai pakan alami, tetapi juga memberikan pelatihan kepada petani untuk memproduksi pakan tersebut secara mandiri.
“Kami ingin para petani dapat mandiri dalam memproduksi pakan alami mereka sendiri, sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas tambak,” ungkap Dr. Nanik.
Selain pelatihan, Tim AQUARES juga memberikan hibah alat berupa refraktometer dan thermometer digital kepada petani tambak benur Barokah. Alat-alat ini diharapkan dapat membantu para petani dalam memantau dan menjaga kualitas air tambak mereka, yang sangat penting untuk keberhasilan budidaya udang.
Imam, salah satu petani tambak, menyampaikan rasa terima kasihnya atas program yang diinisiasi oleh tim AQUARES. “Pelatihan dan pemberian pakan alami ini sangat bermanfaat, karena kami bisa mengaplikasikan Chlorella sebagai pakan alami yang lebih murah dan efisien. Alat yang diberikan juga sangat membantu kami dalam menjaga kualitas air tambak,” ungkapnya.
Keberlanjutan program ini menjadi harapan utama bagi semua pihak yang terlibat. Evellin Dewi Lusiana, S.Si., M.Si., Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang juga terlibat dalam program ini, menegaskan pentingnya pelatihan yang diberikan kepada petani.
“Dengan pelatihan yang kami berikan, petani tidak hanya memahami pentingnya kualitas air, tetapi juga mampu mengkultur pakan alami Chlorella sendiri. Kami berharap dengan penggunaan Chlorella, produktivitas udang vaname dapat dioptimalkan,” jelas Evellin.
Selain itu, program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi wilayah-wilayah lain untuk menerapkan praktik budidaya yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Peningkatan produktivitas tambak yang tetap menjaga kelestarian lingkungan menjadi salah satu tujuan jangka panjang yang ingin dicapai.
Dengan inovasi yang terus dikembangkan, produktivitas budidaya udang vaname di Tuban diharapkan dapat meningkat, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir.(din)