Kanal24, Batu – Dalam rangka menyempurnakan instrumen pengukuran perilaku luhur berbasis nilai-nilai Brawijaya yang relevan dengan era globalisasi, maka Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terarah terkait Penyusunan dan Review Instrumen Pengukuhan Perilaku Luhur Brawijaya Globalizing, yang bertempat di Hotel Gendhis, Kota Batu. Acara yang digelar pada Selasa (17/09/2024) ini dihadiri oleh para ahli dari berbagai bidang, termasuk tim ahli cagar budaya Malang, alumni, mahasiswa, dan anggota Globalizing UBI.
Ketua pelaksana acara, Dr. Intan Rahmawati, S.Psi., M.Si., menjelaskan bahwa acara ini merupakan lanjutan dari hasil pemetaan perilaku luhur pada tahun 2023.
“Temuan pemetaan tahun lalu menghasilkan delapan aspek penting yang perlu diturunkan ke dalam item-item yang lebih konkret dan jelas. Ini kami lakukan agar aspek-aspek tersebut dapat lebih dipahami dan diterapkan secara tepat di dalam kehidupan akademik dan sosial,” ungkapnya.
Dr. Intan menambahkan, peserta yang hadir terdiri dari tim historian, ahli budaya, alumni, serta mahasiswa yang memberikan perspektif terbaru mengenai nilai-nilai perilaku luhur Brawijaya. Ia menjelaskan bahwa perilaku luhur Brawijaya adalah kemampuan individu untuk berperilaku mulia berdasarkan nilai-nilai yang sudah terpetakan.
“Kami berusaha merumuskan indikator yang tepat untuk mengukur perilaku ini. Ada beberapa aspek yang beririsan, dan kami berusaha untuk mengurai dan memecahnya lebih jelas,” tambahnya.
Diskusi ini difokuskan pada pengembangan alat ukur yang dapat mengukur perilaku luhur Brawijaya. “Untuk tahun ini, kami mencoba membuat skala pengukuran perilaku luhur Brawijaya. Definisi perilaku luhur ini sudah kami temukan dari hasil pemetaan tahun lalu, dan tahun ini kami berharap bisa menghasilkan alat ukur yang valid,” ujar Dr. Intan.
Alat ukur ini nantinya diharapkan dapat digunakan oleh Universitas Brawijaya dalam berbagai aspek, mulai dari kegiatan belajar mengajar (KBM) hingga program pengabdian dan penelitian. “Alat ukur ini nantinya dapat digunakan di kampus UB untuk melihat bagaimana perilaku luhur mahasiswa. Proses kegiatan belajar mengajar juga akan kami eksplorasi lebih lanjut agar nilai-nilai luhur tersebut dapat terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa,” katanya.
Selain itu, Dr. Intan menyampaikan bahwa UB tengah mempersiapkan rencana jangka panjang untuk memasukkan nilai-nilai perilaku luhur ini ke dalam kurikulum akademik, yang rencananya akan dinamakan Sabda Luhur.
Rencana selanjutnya dari program ini adalah melakukan uji coba alat ukur terhadap mahasiswa untuk memastikan validitas dan reliabilitasnya. Jika alat ukur ini terbukti efektif, UB akan mengadopsinya secara resmi sebagai bagian dari kurikulum. “Setelah item-item alat ukur ini selesai, kami akan melakukan try out terhadap mahasiswa. Kami juga akan mengukur validitas dan reliabilitasnya. Bila sudah terbukti fit, alat ini bisa digunakan secara menyeluruh di kampus UB,” pungkas Dr. Intan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Brawijaya untuk menciptakan lingkungan akademik yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur, serta menyiapkan mahasiswa UB sebagai individu yang tidak hanya berprestasi secara akademis, tetapi juga memiliki etika dan moral yang tinggi di tengah dinamika globalisasi. (nid/yor)