Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) kembali melaksanakan program Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka (AWMM). Kegiatan yang diadakan pada Senin (23/9/2024) ini mengusung tema “Transforming Young Entrepreneurs to Build Network and Lead Global Ventures”. Tema tersebut dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi wirausahawan muda yang diharapkan dapat membangun jaringan internasional.
Pada kegiatan tersebut, Dr. Setiawan Noerdajasakti, S.H., M.H., Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya UB, mengucap rasa syukurnya atas kesempatan UB untuk kembali menjalankan program AWMM tiga tahun berturut-turut.
“Kami bersama 37 perguruan tinggi lainnya diberi amanah untuk melaksanakan kegiatan mahasiswa wirausaha oleh Kemendikbudristek,” terangnya.
Dr. Setiawan menekankan pentingnya mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke dunia wirausaha sejak masih kuliah. Menurutnya, menjadi wirausahawan bukanlah hal yang bisa dilakukan secara instan setelah lulus. Oleh karena itu, kesempatan seperti program AWMM ini sangat penting untuk memberikan mahasiswa bekal berupa ilmu, keterampilan, dan pengalaman dalam bidang kewirausahaan.
“Salah satu caranya adalah dengan mendorong mahasiswa mengikuti berbagai peluang, termasuk program wirausaha di perguruan tinggi. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan mereka memiliki pondasi yang kuat ketika terjun ke dunia bisnis,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Shandy Adhitya, BIB., MPBS., Perwakilan Tim Power WMK, yang merupakan pelaksana pusat dari Kemendikbudristek, menjelaskan proses seleksi ketat yang dilakukan untuk memilih perguruan tinggi penyelenggara AWMM. Setiap tahunnya, Kemendikbudristek menyeleksi lebih dari 100 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Pada tahun 2022, hanya terdapat 17 perguruan tinggi yang terpilih, dan pada tahun ini, jumlah perguruan tinggi yang terlibat meningkat menjadi 38.
Shandy menyoroti dua poin penting yang menjadi dasar dalam pemilihan perguruan tinggi untuk program ini. Pertama, perguruan tinggi harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan program kewirausahaan.
“Poin kedua adalah track record kewirausahaan mahasiswa dalam perguruan tinggi. Perguruan tinggi dengan prestasi kewirausahaan mahasiswa yang baik akan lebih diutamakan,” terang Shandy.
Program ini saat ini membina sekitar 12.000 mahasiswa yang tersebar di berbagai perguruan tinggi. Setiap mahasiswa yang terlibat dalam AWMM akan mengikuti program selama dua semester penuh, di mana mereka akan fokus pada pembelajaran kewirausahaan tanpa terganggu oleh mata kuliah lain. “Program ini dirancang khusus untuk mahasiswa yang memiliki niat kuat untuk berwirausaha, serta memberikan mereka alternatif karir setelah lulus,” tambah Shandy.
Abba Zubair Al Awwam, perwakilan dari tim Oke Oce Jakarta, juga memberikan dukungannya terhadap program ini, terutama di Universitas Brawijaya. Salah satu bentuk dukungannya adalah melalui penyediaan UKM-UKM di sekitar Universitas Brawijaya sebagai mitra tempat belajar dan praktik langsung bagi mahasiswa.
Praktik ini memungkinkan mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman nyata dalam menjalankan usaha. Universitas Brawijaya, dalam hal ini, tidak hanya menjadi wadah pembelajaran teknis tentang bisnis, tetapi juga membantu mahasiswa dalam membangun nilai-nilai dan mindset kewirausahaan.
Program yang dikelola oleh Kemendikbudristek ini merupakan salah satu upaya strategis pemerintah dalam menciptakan generasi wirausahawan muda yang inovatif, berwawasan luas, dan siap memimpin usaha global. Diharapkan dengan diadakannya program Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka ini mahasiswa dapat menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan dengan mempersiapkan diri untuk menjadi wirausahawan. (fan)