Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya menjadi tuan rumah diadakannya Simposium Ke-6 dan Musyawarah Nasional UNIID (University Network for Indonesia Infrastructure Development). UNIID merupakan wadah bagi jejaring perguruan tinggi dalam bidang pengembangan dan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Kegiatan Musyawarah ini dihadiri oleh 18 dari 39 anggota UNIID yang tersebar dari seluruh penjuru Indonesia. Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng, PhD, selaku ketua panitia kegiatan kali ini menjelaskan bahwa dalam musyawarah nasional kali ini akan dibahas mengenai penetapan ketua pengurus baru dan akan dilanjutkan dengan perencanaan program kerja periode berikutnya, yang salah satunya akan membicarakan bagaimana penerapan KPPU.
“Simposium ini bertujuan untuk membicarakan penerapan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPPU) di tingkat perguruan tinggi dan pemerintah daerah,” terangnya.
Sementara itu, Prof. Yudi Aziz, Koordinator UNIID yang mewakili ketua umum, menjelaskan bahwa infrastruktur merupakan fondasi utama dalam pembangunan, termasuk di bidang pendidikan tinggi. Oleh karena itu, pembahasan mengenai pengembangan infrastruktur dan pembiayaan yang kreatif menjadi topik utama simposium ini.
Universitas Brawijaya terpilih sebagai ketua UNIID untuk periode 2024-2027, menggantikan kepengurusan sebelumnya yang telah menyelesaikan masa jabatan. Dalam tiga tahun terakhir, UNIID berhasil mendorong realisasi pembangunan infrastruktur di perguruan tinggi, dengan capaian khusus seperti pembangunan rumah sakit pendidikan yang saat ini memasuki tahap persiapan menuju tahap transaksi dan implementasi.
Tantangan dalam pembangunan infrastruktur perguruan tinggi seringkali terkait dengan pembiayaan. Dalam hal ini, UNIID mencoba mengatasi masalah tersebut dengan mengusung konsep Creative Financing, yaitu pendekatan pembiayaan yang inovatif dan tidak konvensional. Alih-alih hanya mengandalkan anggaran yang terbatas, pendekatan ini mengutamakan kolaborasi yang saling menguntungkan antara pemerintah dengan badan usaha.
“Creative Financing menjadi salah satu jalan alternatif yang diharapkan dapat menjawab keterbatasan pendanaan perguruan tinggi. Alih-alih menggunakan metode konvensional, seperti menabung secara bertahap, metode Creative Financing menekankan pentingnya kerjasama dan pengembangan kapasitas SDM yang dimiliki lembaga-lembaga,” ujarnya,
Di kesempatan yang sama, Wakil Rektor UB Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Internasionalisasi, Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng.D.Sc., menegaskan bahwa infrastruktur adalah aspek fundamental dalam pendidikan. Di tengah keterbatasan pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pendapatan universitas, diperlukan strategi pembiayaan yang lebih kreatif agar dapat memenuhi standar ideal infrastruktur yang menunjang proses pendidikan berkualitas.
“Keberadaan Creative Financing menjadi langkah cerdas yang mampu membantu perguruan tinggi memperkuat infrastruktur,” ujarnya.
Universitas Brawijaya sendiri memiliki sejumlah langkah strategis untuk menghadapi tantangan pendanaan ini, antara lain dengan menyusun master plan dan desain utama fasilitas infrastruktur yang akan dibangun, serta menjajaki berbagai alternatif pembiayaan yang rasional, sehat, dan tidak menyulitkan.
Sebagai tuan rumah acara simposium dan musyawarah nasional kali ini, Universitas Brawijaya mengaku merasa terhormat dan siap mendukung penuh kegiatan UNIID.
Terpilihnya Universitas Brawijaya sebagai ketua UNIID membawa tanggung jawab baru untuk terus memajukan infrastruktur pendidikan tinggi, baik di lingkungan internal universitas maupun secara nasional melalui kolaborasi antar perguruan tinggi. (fan)