Kanal24, Malang – Dalam rangka merayakan Dies Natalis ke-61, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) menyelenggarakan Lomba Memasak dengan tema “Soto Nusantara dan Kreasi Dawet Bunga Telang.” Acara yang digelar pada Selasa (22/10/2024) ini berlangsung meriah di Gedung Dekanat FT UB, menghadirkan 11 grup peserta dari berbagai departemen yang berkompetisi untuk menyajikan masakan otentik khas Indonesia.
Tria Febriani, dari Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota FT UB, menjelaskan bahwa lomba ini bertujuan untuk menggali kembali kekayaan kuliner Nusantara.
“Hari ini kami mengangkat soto sebagai masakan utama. Contohnya, soto Sokaraja dari Jawa Tengah, yang unik dengan kerupuk warna-warni dan sambal kacang di atas kuahnya. Kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat Fakultas Teknik bahwa Indonesia punya beragam varian soto yang bisa dieksplorasi dan diaplikasikan dalam keseharian.”
Silvi Indah Kartika Sari, dosen Teknik Industri dan panitia lomba, menyampaikan bahwa lomba ini diikuti oleh 11 grup dari berbagai departemen, termasuk Teknik Sipil, Elektro, Mesin, Industri, Kimia, serta perwakilan dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan Program Profesi Insinyur.
“Untuk menjaga netralitas, juri diambil dari pihak eksternal, yaitu chef dari Hotel Golden Tulip Batu dan UB Coffee. Setiap grup diminta memasak soto khas Nusantara, mulai dari soto Betawi, soto Banjar, hingga soto Kediri,” kata Silvi.
Menurutnya, soto dipilih karena mewakili keragaman kuliner Indonesia. “Soto adalah masakan yang familiar dan unggulan di banyak daerah, jadi kami ingin setiap peserta menunjukkan kreativitas dan inovasi dalam menyajikan soto khas daerah masing-masing,” tambahnya.
Muhammad Satria Perdana Anugrahdi, salah satu juri yang juga FB Manager di UB Coffee, menyampaikan bahwa penilaian lomba didasarkan pada cita rasa dan keunikan dari setiap hidangan soto.
“Kami sangat terkesan dengan keautentikan rasa soto dari berbagai daerah. Soto Banyumas, misalnya, punya cita rasa yang benar-benar otentik. Selain rasa, kami juga melihat kreativitas para peserta dalam memodifikasi bahan dan teknik memasak,” ujarnya.
Selain lomba memasak soto, peserta juga ditantang untuk berkreasi dengan dawet bunga telang, minuman tradisional yang dikenal karena warnanya yang cantik dan manfaat kesehatannya. Peserta berhasil menggabungkan inovasi dengan sentuhan tradisional dalam kreasi dawet ini.
Acara ini juga diramaikan dengan demo masak oleh Chef Sigit dari Golden Tulip, yang memperkenalkan resep pasta cepat saji, “spaghetti travel.” Chef Sigit memberikan tips kepada peserta tentang cara membuat pasta yang lezat namun tetap ekonomis dan mudah disajikan. “Kami berharap lomba ini tidak hanya menginspirasi ibu-ibu dan mahasiswa untuk berkreasi di dapur, tetapi juga bisa menjadi ide usaha kuliner baru,” ujar Satria.
Silvi berharap, lomba ini dapat memberikan pemahaman lebih luas tentang keberagaman soto di Indonesia. “Kadang kita hanya mengenal soto Lamongan atau soto Betawi, padahal setiap daerah punya soto khasnya masing-masing. Dengan mengenal lebih dalam, kita bisa memperkenalkan kekayaan kuliner ini kepada keluarga, bahkan mungkin menjadikannya peluang usaha.”
Lomba ini menjadi ajang untuk memperkenalkan keunikan dan kekayaan kuliner Indonesia, khususnya soto sebagai salah satu warisan kuliner yang patut dibanggakan. Para peserta berhasil menampilkan hidangan yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menonjolkan kekhasan daerah asal mereka. Di tengah semarak acara, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya merayakan Dies Natalis ke-61 dengan penuh kebersamaan dan kreativitas. (nid/yor)