Kanal24, Malang – Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) kembali menyelenggarakan acara tahunan bertaraf internasional, yakni The 3rd International Conference on Public Administration and Governance (ICOPAG) 2024 pada Rabu (30/10/2024). Mengusung tema “Synergies between Public Administration, Library Science, Education, Social Sciences, and Life Sciences” konferensi ini mengundang para akademisi dan praktisi untuk memperkaya wawasan terkait tantangan dan solusi dalam administrasi publik.
Sebagai bentuk kolaborasi yang lebih luas, ICOPAG 2024 ini melibatkan mitra akademis dari dua universitas di Asia Tenggara, yaitu Universiti Teknologi Malaysia dan Visayas State University, Filipina. Acara ini dihadiri oleh delegasi dari berbagai negara, termasuk Argentina, Brasil, Filipina, India, Pakistan, Nigeria, dan beberapa negara lainnya, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap pembahasan isu-isu kritis dalam administrasi publik.
Pada sambutan pembuka, Auila Luqman Aziz, S.S., S.Pd., M.Pd., selaku Ketua ICOPAG 2024, mengapresiasi kehadiran para akademisi dan peserta yang hadir, termasuk peserta non-presenter dari berbagai negara.
“Kami menerima sebanyak 90 makalah yang dipresentasikan oleh akademisi dari delapan negara, dengan publikasi yang akan diterbitkan di jurnal internasional,” ujar Auila. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. Freda Hidayati dan Dr. Ahmed Amiruddin yang turut berperan besar dalam kesuksesan edisi ICOPAG sebelumnya.
Sementara itu Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA., Ph.D., Dekan FIA UB, dalam sambutannya menyampaikan gambaran pentingnya kolaborasi lintas bidang dalam menyikapi berbagai tantangan global.
“Di era yang semakin terhubung ini, peran administrasi publik semakin kompleks. Sebagai administrator, pembuat kebijakan, dan akademisi, kita perlu beradaptasi dengan isu-isu global seperti keberlanjutan lingkungan dan transformasi teknologi,” tutur Prof. Andy.
Ia menegaskan bahwa solusi-solusi yang dihasilkan harus mempertimbangkan konteks lokal dan memanfaatkan pengetahuan setempat, sehingga dapat mengoptimalkan manfaat bagi komunitas lokal maupun global.
ICOPAG 2024 berfokus pada berbagai isu strategis yang relevan dengan kondisi saat ini, mulai dari administrasi dan kebijakan publik, ilmu perpustakaan dan informasi, manajemen pendidikan, bisnis dan keuangan, hingga kesehatan masyarakat dan studi gender.
Sesi diskusi dan presentasi makalah mencakup inovasi dalam kebijakan publik, peran teknologi dalam pengelolaan informasi, strategi manajemen pendidikan, hingga pendekatan dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Sebagai pembicara utama, ICOPAG 2024 menghadirkan sejumlah pakar dari berbagai negara, seperti Profesor Assalam Patar dari Universitas Stellenbosch, Afrika Selatan; Profesor Usurushimada dari Universitas Nagoya, Jepang; dan Dr. Karina Abdul Taleb dari Universiti Teknologi Malaysia. Setiap pembicara membawa perspektif unik dari berbagai bidang keilmuan untuk memperkaya wawasan para peserta dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di ranah administrasi publik.
Prof. Andy berharap bahwa konferensi ini dapat menjadi wadah bagi para peserta untuk bertukar gagasan, menjalin kemitraan, serta menemukan solusi yang aplikatif dan inovatif.
“Saya yakin bahwa diskusi dan temuan yang dipaparkan di sini akan memberikan kontribusi tidak hanya untuk bidang keilmuan individu kita masing-masing, tetapi juga untuk pendekatan tata kelola yang lebih holistik dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” imbuhnya.
Dengan berbagai topik menarik yang dibahas, ICOPAG 2024 memberikan ruang bagi para peserta untuk berkolaborasi dalam upaya mewujudkan tata kelola yang adaptif dan inklusif. FIA UB berkomitmen untuk terus mengembangkan konferensi ini sebagai ajang tahunan yang mampu mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan praktik tata kelola publik, serta mempererat hubungan akademis antar negara. (nid)