KANAL24, Malang – Salah satu peraih medali emas dari UB pada kompetisi MTQMN KE XVI di Aceh, adalah M. Ulya Akmal dan M. Syauqi Al Ghifari, keduanya merupakan tim pada cabang musabaqah Debat Kandungan Alquran Bahasa Arab.
Kepada kanal24.co.id dua mahasiswa ini bercerita pada cabang musabaqah, terdapat beberapa babak, yakni preliminary, quarter, semifinal, dan final. Pada setiap babak, terdapat 4 tim dari masing-masing universitas yang saling berdebat.
“Untuk materi debat, kita membahas lebih dalam tentang kandungan Alquran yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Contohnya, kita debat tentang materi hutan asia dan pengembangan nuklir, seperti itu,” terang Akmal.
Untuk musabaqah debat bahasa arab ini, ada materi yang sudah disiapkan dan ada yang impromptu. Jadi, materinya diinformasikan 15 menit sebelum debat dimulai.
“Pada saat babak final kemarin, kita bicara tentang perda syariah dan perda hukum di Indonesia sekarang, apakah layak disesuaikan dengan kondisi setiap provinsi atau daerah di Indonesia. Sedangkan, untuk lawan kemarin di final, adalah perwakilan dari UM, USU, dan UGM,” ungkap mahasiswa FEB tersebut.
Untuk persiapan dan latihan dilakukan selama 4 bulan. Selama kurun waktu tersebut, diberikan pencerahan motivasi dan bimbingan dari Ustad Taufik dan Ustad Hamala yang berasal dari UIN Malang.
“Untuk latihannya, pertama kita datang ke rumah Ustad. Kemudian, secara periodik kita belajar di kampus, perpus UB, dan Masjid Raden Patah,” lanjutnya.
Terkait dengan hambatan yang dialami selama latihan, Akmal menyinggung tentang waktu pengumuman mosi debat yang dinilai sangat lama sekali. Menurutnya, pihak panitia berjanji untuk mengumumkannya pada H-2 bulan. Tetapi, mosi debat baru diumumkan H-30 sampai H-20 hari, sebelum kompetisi dimulai.
Namun hal itu bukanlah hambatan yang berarti. Sebaliknya, ia dan Syauqi masih bisa latihan dengan menggunakan pengantar-pengantar pada MTQMN di tahun sebelumnya.
“Saya berharap dengan adanya MTQMN ini dapat memberikan syiar dakwah Islam yang lebih masif dan lebih baik lagi, terutama sekarang sudah semakin banyak isu-isu tentang agama. Serta, bisa menjadi solusi, bahwa umat Islam itu satu bukan terpecah belah,” tutup mahasiswa asal Riau tersebut. (Meg)