Kanal24, Pasuruan – Dalam upaya membangun kesadaran lingkungan di masyarakat, dosen dan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menggagas berbagai inovasi melalui Program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) di Desa Jarangan dan Desa Andonosari, Pasuruan.
Dalam keterangan yang diterima Kanal24 (11/11/2024) dijelaskan bahwa inovasi ini mencakup sistem aplikasi pohon DIGI-TREE dan pelatihan pembuatan produk daur ulang dari limbah plastik, yang diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Inovasi DIGI-TREE, Fitur Interaktif untuk Pelaporan Kondisi Pohon
Sistem aplikasi DIGI-TREE memungkinkan masyarakat mengakses informasi lengkap mengenai pohon hanya dengan memindai QR Code menggunakan perangkat seluler. QR Code ditempelkan pada pohon-pohon yang tersebar di beberapa area, seperti wisata Mangrove Desa Jarangan, kantor pemerintah desa, dan sekolah. DIGI-TREE menyajikan berbagai informasi menarik tentang pohon, termasuk detail pohon (tinggi, diameter, usia, tanggal tanam, dan sumber dana), taksonomi, sejarah, morfologi, serta manfaat pohon. Informasi ini disajikan dalam bentuk multimedia yang mencakup video, musik, dan teks agar lebih interaktif dan menarik bagi masyarakat.
“Dengan DIGI-TREE, kami berharap masyarakat dapat menikmati edukasi tentang pohon dengan cara yang menyenangkan dan praktis. Pohon yang memiliki QR Code ini juga dapat menjadi spot wisata baru yang edukatif bagi warga,” jelas salah satu dosen, Susenohaji, SE., M.Si., Ak. Sistem aplikasi ini juga mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pohon dan lingkungan, karena data pohon yang dapat dilihat mencakup nilai-nilai konservasi dan keberlanjutan.
Selain menyediakan informasi, DIGI-TREE dilengkapi dengan fitur interaktif yang memungkinkan warga memberikan ulasan (review) dan penilaian (rating bintang) terkait kondisi pohon. Fitur ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui laporan kondisi pohon, misalnya jika pohon mengalami kerusakan atau butuh perawatan. Melalui koordinat lokasi yang sudah terinstal, laporan tersebut dapat segera diterima oleh admin DLH, sehingga penanganan pohon dapat dilakukan dengan cepat dan efisien.
“DIGI-TREE menjadi instrumen penting bagi pemerintah daerah untuk pengelolaan pohon berbasis partisipasi masyarakat. Database pohon ini juga akan menjadi sumber informasi untuk neraca pohon di suatu daerah,” tambah Susenohaji. Inisiatif ini telah diterapkan di beberapa lokasi, seperti wisata Mangrove Desa Jarangan dan beberapa sekolah dasar di Desa Jarangan dan Desa Andonosari.
Edukasi Melalui Video Cinta Lingkungan untuk Anak-Anak Sekolah Dasar
Sebagai bagian dari gerakan cinta lingkungan, tim dosen dan mahasiswa MMD juga melibatkan anak-anak sekolah dasar dalam kegiatan edukatif melalui pemutaran film bertema lingkungan. Pelatihan pembuatan video lingkungan diberikan kepada mahasiswa MMD, yang kemudian menghasilkan empat seri video: “Mengapa Kita Cinta Lingkungan”, “Mencintai Lingkungan Darat”, “Mencintai Lingkungan Air”, dan “Mencintai Lingkungan Udara”. Video ini diharapkan menjadi media yang efektif untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini.
Pemutaran video disertai dengan sesi bercerita (storytelling) di SDN 1 Jarangan dan SDN 4 Andonosari. “Kami berharap video ini dapat membangkitkan rasa cinta lingkungan pada anak-anak dengan cara yang menarik dan mudah dipahami,” tutur Susilowati, S.Sos, M.AB, salah satu dosen yang terlibat dalam proyek ini. Video-video ini juga dihibahkan ke beberapa sekolah dasar di desa tersebut sebagai bahan ajar yang berkelanjutan.
Aksi Nyata Tanam Pohon Mangrove dan Mangga
Gerakan cinta lingkungan yang digagas oleh tim Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya ini juga diwujudkan melalui aksi penanaman pohon di dua desa di Pasuruan. Penanaman pohon mangrove dilakukan di kawasan wisata pantai Desa Jarangan, sementara pohon mangga ditanam secara simbolis di SDN 4 Desa Andonosari.
Sebagai bagian dari inovasi lingkungan berbasis teknologi, pohon-pohon ini nantinya akan dilengkapi dengan QR Code melalui sistem DIGI-TREE, yang memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi tentang pohon dan menggunakannya sebagai sarana edukasi serta promosi lingkunga
Penanaman pohon tersebut merupakan bentuk kontribusi nyata dalam menciptakan ekosistem yang lebih hijau. Ia berharap langkah ini dapat memotivasi masyarakat untuk ikut menjaga pohon yang telah ditanam, sehingga kelestarian lingkungan dapat terjaga.
Daur Ulang Limbah Plastik Menjadi Produk Bernilai Ekonomi
Selain gerakan tanam pohon, program ini juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan limbah plastik dan kardus bekas sebagai produk kerajinan yang bermanfaat. Limbah botol plastik, yang sering kali ditemukan di lokasi wisata, didaur ulang menjadi pot tanaman, vas bunga, hingga lilin wangi (scanted candle). Sementara itu, kardus bekas diolah menjadi proyektor mini yang dapat digunakan untuk menonton video lingkungan.
Tim UB berharap dapat mengubah limbah plastik dan kardus menjadi produk yang bernilai ekonomi, sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi sembari menjaga kebersihan lingkungan. Pelatihan yang diberikan dirancang agar masyarakat tidak hanya bergantung pada pemulung untuk mengelola limbah, tetapi juga dapat mengolah sampah menjadi produk bernilai jual yang mendukung ekonomi keluarga.
Tim dosen UB dan mahasiswa MMD berharap berbagai program ini bisa memberikan dampak positif jangka panjang. Gerakan daur ulang yang digagas melalui program ini diharapkan dapat membangun ekosistem pengolahan sampah di tingkat desa, yang pada akhirnya dapat mendukung peningkatan pendapatan masyarakat melalui kegiatan wisata dan produk daur ulang.
Ketua tim dosen, Susenohaji, SE., M.Si., Ak. bersama anggota tim Susilowati, S.Sos, M.AB, Salnan Ratih Asriningtias, ST.,MT, MCF., dan Mashlahatul Umami, S.Hut., M.For.Ecosys.Sc. MTU, menargetkan inisiatif ini tidak hanya membangkitkan kesadaran lingkungan tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat.(din)