Kanal24, Malang – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) merayakan Dies Natalis yang ke-62 dengan sejumlah rangkaian kegiatan yang berlangsung dari seminar internasional hingga forum alumni lintas generasi. Perayaan ini dimanfaatkan untuk memperkuat jaringan dan memperbarui program pengembangan kurikulum, kerja sama nasional dan internasional, serta inisiatif-inisiatif yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa FPIK UB, Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, mengungkapkan bahwa agenda Dies Natalis kali ini merupakan upaya jangka panjang untuk mengukuhkan peran FPIK dalam pendidikan perikanan dan kelautan.
“Hari ini kami mulai dengan seminar internasional, dan esok akan ada lanjutan seminar, diikuti dengan pertemuan Forum Dekan Perikanan dan Kelautan se-Indonesia,” jelas Abu Bakar. Dengan FPIK UB sebagai ketua forum tersebut, forum ini juga menjadi momen pemilihan ketua baru dan merupakan kesempatan bagi UB menjadi tuan rumah pertemuan nasional. Kamis (14/11/2024).
Kegiatan berlanjut hingga hari Minggu, acara dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang mengundang para alumni lintas angkatan untuk membahas tentang bagaimana kontribusi alumni terhadap kemajuan FPIK.
“Kami juga turut mengundang Bapak Rektor, Ketua IKA UB, dan sejumlah mahasiswa berprestasi. Nantinya pada rangkaian tersebut kami juga akan menginisiasi kerjasama dan penandatanganan Memorandum of Agreement (MOA) bersama dengan Direktorat Jenderal Perencanaan Ruang Laut (PRL) dengan FPIK UB,” terang Abu Bakar.
Inisiatif ini menandai peningkatan peran FPIK UB dalam kolaborasi dengan institusi pemerintah untuk mengembangkan ruang laut Indonesia, sejalan dengan visi pembangunan maritim nasional. Selain itu, Abu Bakar menyebutkan bahwa FPIK akan memberikan penghargaan khusus kepada mahasiswa berprestasi untuk memotivasi generasi muda dalam mengembangkan kemampuan di bidang kemahasiswaan, penalaran, dan bakat.
“Juara bukanlah tujuan utama, tetapi proses pengembangan diri mahasiswa itu yang penting,” ujarnya. Untuk mendukung pencapaian tersebut, fakultas juga merencanakan “coaching clinic” sebelum mahasiswa lulus agar mereka siap bersaing di dunia kerja. Inisiatif ini adalah langkah FPIK untuk memberikan bekal yang matang bagi para lulusan.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik FPIK UB, Prof. Dr. Sc. Asep Awaludin Prihanto, mengungkapkan bahwa peringatan Dies Natalis ini juga diisi dengan evaluasi kurikulum secara menyeluruh, terutama untuk jenjang S1. “Untuk program S1, kami masih dalam tahap evaluasi, dan rencananya akan diterapkan pada semester depan. Usia kurikulum sudah mencapai empat tahun, sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja perikanan untuk 5-10 tahun ke depan,” jelas Asep.
Menurutnya penyusunan kurikulum baru ini didasarkan pada masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan pengguna lulusan FPIK. Hal ini bertujuan agar lulusan FPIK lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja yang semakin dinamis, terutama di sektor kelautan dan perikanan.
FPIK UB juga tengah aktif dalam menjalin kerja sama internasional. Salah satu program unggulan yang baru saja disepakati adalah program fast-track untuk S2 di Universitas Brawijaya dan kerjasama S3 dengan Prince of Songkla University di Thailand. Selain itu, kerja sama dengan Center of Excellence dalam bidang produk seafood juga menjadi bukti keseriusan FPIK UB dalam mendukung kompetensi lulusan di bidang kelautan.
“Pada kesempatan hari ini kami juga sedang menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) bersama dengan Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) yang berbasis di Korea Selatan,” terang Asep.
Menurut Asep, tantangan terbesar dalam kerja sama internasional adalah pada tahap implementasi. “MoU itu penting sebagai langkah awal, namun implementasi adalah bagian yang paling sulit,” ujarnya.
Tahun depan, FPIK UB menargetkan penerapan beberapa program yang telah disepakati dalam MoU, seperti kolaborasi riset, pertukaran pelajar, dan pelatihan teknologi. Program seperti 3-in-1, dosen tamu asing, dan pengembangan laboratorium sentral diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam penerapan kerja sama ini.
Dalam jangka panjang, Asep menekankan bahwa program-program ini harus diintegrasikan dengan pengembangan fasilitas dan peningkatan mutu akademik yang sejalan dengan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan.
Dengan berbagai program inovatif dan kerja sama strategis, FPIK UB bertekad untuk terus menjadi pionir dalam pendidikan perikanan dan kelautan yang relevan dan kompetitif. (fan)