KANAL24, Aceh – Eksportir kopi gayo dari Takengon, Aceh menerima penghargaan dari Kementerian Perdagangan atas prestasinya yang sukses menembus pasar Kanada dan Amerika Serikat. Pemberian penghargaan dilakukan secara langsung oleh Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Marolop Nainggolan pada Sabtu pekan lalu.
“Pemberian penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pelaku usaha kopi gayo yang sukses menembus pasar Kanada dan Amerika Serikat. Para pelaku usaha tersebut sebelumnya telah mengikuti serangkaian program Indonesia-Canada Trade and Private Sector Assistance (TPSA) Project,” ujar Marolop.
Program pembinaan ekspor proyek TPSA dilakukan secara komprehensif kepada calon eksportir kopi gayo di Takengon. Para pelaku usaha asal Aceh yang mendapatkan manfaat dari program TPSA dan meraih sukses yaitu Koperasi Redelong Organik, Koperasi Kopi Wanita Gayo (Kokowagayo), Koperasi Serba Usaha (KSU) Arinagata, PT Meukat Komuditi Gayo, dan PT Orang Utan Kopi Lestari.
Menurut Ketua Koperasi Kokowagayo Rizkani, program TPSA memberikan manfaat bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas produk, memenuhi standar internasional, dan melatih perusahaan menjadi lebih profesional dalam menjalin kerja sama bisnis dengan buyer mancanegara. Perusahaan-perusahaan koperasi Kokowagayo telah mendapatkan beberapa kontrak dari Kanada dan sebanyak empat kontainer telah dikirim pada Juli lalu.
Hal senada diungkapkan Ketua KSU Arinagata Ara Sibarani. Ia menjelaskan melalui proyek TPSA pelaku usaha dapat memperoleh pengetahuan cara mengembangkan manajemen usaha, efisiensi produksi, cara menjalin kemitraan dengan calon pembeli, serta strategi promosi dan pemasaran produk ekspor. KSU Arinagata mendapatkan kontrak sebanyak 10 kontainer dari hasil proyek TPSA. Kontrak juga didapatkan oleh tiga pelaku usaha lainnya, yaitu Koperasi Redelong Organik, PT Orang Utan Lestari, dan PT Meukat Komuditi Gayo.
Proyek TPSA merupakan kerja sama Indonesia?Kanada yang bertujuan meningkatkan perdagangan dan investasi kedua negara yang berlangsung sejak 2014 hingga 2019. Program tersebut memberi manfaat dalam hal peningkatan kualitas produksi, pemenuhan standar, strategi promosi, dan cara untuk bernegosiasi dengan calon buyers, serta memotivasi pelaku usaha untuk terus maju. Hasilnya, pelaku usaha kopi gayo mampu untuk melakukan ekspor secara langsung.
“Kemendag akan terus menjalin kerja sama dengan para pemangku kepentingan di beberapa negara. Selain itu, kita juga akan memanfaatkan para tenaga yang ahli di bidangnya sebagai upaya peningkatan daya saing pelaku usaha,” tutup Marolop.
Kemendag juga mendorong para pelaku usaha yang ingin memperluas pasar ekspor dapat berpartisipasi pada Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 yang dijadwalkan berlangsung pada 16-20 Oktober 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten. (sdk)