Kanal24, Banyuwangi – Pengembangan produk menjadi kunci penting dalam meningkatkan nilai tambah dan produktivitas hasil pertanian. Inovasi tak hanya mampu mengatasi tantangan pasar, seperti fluktuasi harga, tetapi juga membuka peluang baru dalam menciptakan produk bernilai jual tinggi. Desa Kaliploso, Banyuwangi, menjadi salah satu contoh bagaimana pengembangan produk unggulan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat.
Melalui program pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Dr. Mohamad Khoiru Rusydi, S.E., M.Ak., Ak., bersama tim dosen Dr. Drs. Roekhudin, M.Si., Ak., dan Mirna Amirya, S.E., MSA., Ak., Ph.D., petani buah naga di Desa Kaliploso berhasil memanfaatkan teknologi vacuum frying untuk mengolah buah naga menjadi keripik berkualitas. Program ini bertujuan mengatasi tantangan fluktuasi harga buah naga sekaligus meningkatkan nilai tambah produknya.
Kegiatan berlangsung selama dua hari, dimulai pada 31 Agustus 2024, dengan menghadirkan lebih dari 20 peserta yang terdiri dari petani, pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan pelaku UMKM. Pada hari pertama, peserta mendapat pelatihan strategi pemasaran digital, termasuk cara menggunakan Instagram, TikTok, dan platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee untuk memperluas pasar.
Hari kedua, yang berfokus pada praktik produksi, memperkenalkan peserta pada teknologi vacuum frying. Teknologi ini memungkinkan pengolahan buah naga menjadi keripik dengan kualitas premium—tekstur renyah, rasa konsisten, dan kemasan menarik. Peserta diajarkan mulai dari seleksi bahan baku hingga proses pengemasan agar produk dapat bersaing di pasar modern.
Menurut Dr. Mohamad Khoiru Rusydi, program ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani hingga 30%. “Kami ingin Desa Kaliploso dikenal sebagai sentra produk olahan buah naga unggulan Banyuwangi,” ujarnya.
Salah satu hasil program ini adalah pemberdayaan BUMDes Abadi, yang kini mampu memproduksi dan memasarkan keripik buah naga secara mandiri. Selain itu, masyarakat desa memperoleh keterampilan baru yang membuka peluang ekonomi lebih luas.
“Program ini menjadi langkah awal yang baik, meskipun masih ada tantangan seperti kapasitas produksi yang terbatas. Kami akan terus mendampingi masyarakat untuk mengembangkan usaha ini,” tambah Dr. Roekhudin, salah satu anggota tim pengabdian.
Dengan inovasi berbasis teknologi dan dukungan pemasaran digital, Desa Kaliploso kini bersiap menjadi pelopor pengolahan produk buah naga di Banyuwangi. Program ini menjadi bukti bahwa pengembangan potensi lokal dapat mendorong kesejahteraan ekonomi masyarakat dan menciptakan ikon baru yang membanggakan.(din)