Kanal24, Malang – Pilkada Serentak 2024 di Malang Raya berlangsung aman dan tertib. Berdasarkan hasil quick count, sejumlah pasangan calon unggul sementara di Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Menanggapi hasil tersebut, Dr. Muhammad Lukman Hakim, S.IP., M.Si., Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB), menekankan pentingnya sinergi di antara kepala daerah terpilih untuk mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan di tiga wilayah Malang Raya.
“Sinergi itu sangat dibutuhkan untuk kesuksesan pembangunan di tiga kabupaten dan kota ini. Karena mereka sudah berpengalaman dalam tata pemerintahan, saya kira mereka sangat memahami pentingnya kolaborasi,” ujar Dr. Lukman kepada Kanal24 (29/11/2024).
Berdasarkan hasil sementara, pasangan Nurochman-Hely Suyanto unggul di Kota Batu, sementara di Kota Malang, Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin diperkirakan menjadi wali kota berikutnya. Di Kabupaten Malang, petahana Sanusi-Lathifah tampak mendominasi hasil quick count. Ketiganya dinilai memiliki modal pengalaman yang cukup dalam birokrasi.
“Nurochman sudah kenyang pengalaman di legislatif, sehingga tidak asing dengan dinamika pembuatan kebijakan di Kota Batu. Wahyu Hidayat juga memiliki rekam jejak yang kuat di birokrasi Kota dan Kabupaten Malang, begitu pula Sanusi yang sudah matang memimpin Kabupaten Malang,” jelas Dr. Lukman.
Dengan pengalaman ini, Dr. Lukman yakin sinergi di antara ketiga kepala daerah bisa terwujud. Ia mencontohkan Forum Sinergitas yang digelar Universitas Brawijaya beberapa waktu lalu sebagai langkah awal untuk mempererat komunikasi di antara para calon kepala daerah.
“Bahkan, Pak Sanusi sudah memberikan sinyal untuk kembali menggelar forum serupa setelah pelantikan. Hal ini menunjukkan adanya komitmen yang serius untuk bersinergi demi kepentingan bersama,” tambahnya.
Dr. Lukman juga mendorong Universitas Brawijaya untuk kembali menjadi fasilitator diskusi strategis di Malang Raya. Ia mengusulkan agar UB memprakarsai forum yang menyerupai Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) bersama, di mana tiga wilayah Malang Raya bisa membahas rancangan awal RPJMD mereka secara integratif.
“Isu-isu seperti koneksi transportasi, pengelolaan sumber daya alam, hingga tata ruang harus dibahas bersama. Tata ruang tidak bisa dilihat secara spasial hanya di satu kabupaten atau kota, tetapi harus secara menyeluruh untuk mengurai kemacetan dan masalah lain seperti banjir,” ujar Dr. Lukman.
Ia menambahkan bahwa forum informal dapat dilakukan sebelum pelantikan formal kepala daerah pada Februari 2025, untuk menjajaki kolaborasi lebih lanjut.
Dr. Lukman juga menyoroti fenomena rendahnya partisipasi pemilih di beberapa wilayah pada Pilkada dibandingkan dengan Pilpres. Ia mengaitkan hal ini dengan tingkat rasionalitas pemilih di kota besar, di mana warga cenderung mempertimbangkan keuntungan nyata dari proses memilih.
“Di kota besar, seperti Malang, pemilih lebih rasional. Mereka menghitung apa yang akan mereka dapatkan sebagai warga. Fenomena ini dikenal sebagai bowling alone, di mana orang lebih memilih melakukan aktivitas pribadi daripada datang ke TPS,” jelasnya.
Menurut Dr. Lukman, strategi sosialisasi harus disesuaikan dengan karakteristik pemilih di wilayah perkotaan yang lebih kritis dibandingkan daerah terpencil.
Dr. Lukman berharap para kepala daerah terpilih segera menyusun rencana kerja yang konkret untuk mempercepat sinergi pembangunan di Malang Raya. “Kolaborasi ini adalah kunci. Jika sinergi berjalan baik, banyak persoalan seperti transportasi, tata ruang, dan pengelolaan sumber daya alam bisa diselesaikan dengan lebih efektif,” pungkasnya (din/sdk)