Kanal24, Malang – Seiring perkembangan zaman, hubungan antar manusia semakin kompleks, terutama dalam hubungan romansa. Sayangnya, kasus kekerasan dalam hubungan romantis semakin sering muncul dan menjadi perhatian serius. Merespons isu ini, Unit Layanan Terpadu Kekerasan Seksual dan Perundungan (ULTKSP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan seminar bertema ‘Abuse is Not Love’ pada Selasa (04/12/2024), bertempat di Gedung Widyaloka UB.
Seminar ini menghadirkan Naila Rizqi Zakiyah dari Jakarta Feminist sebagai pemateri. Ia menjelaskan bahwa kekerasan dalam hubungan sering kali muncul dari tindakan dan perilaku yang bertujuan untuk mengontrol pasangan. Kekerasan tersebut tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga melibatkan tekanan emosional yang menyebabkan penderitaan mendalam bagi korban.
“Yang perlu kita waspadai adalah ketika pasangan mulai melakukan kekerasan seksual. Sederhananya, ini muncul dari tindakan dan perilaku yang bertujuan untuk mengontrol korban,” ujar Naila.
Selain itu, ia menyoroti dampak kekerasan dalam hubungan yang dapat membuat korban merasa tidak berdaya dan mengalami luka batin yang mendalam.
Husna Faizah, M. Psi., seorang psikolog dari Yayasan Pulih, membahas cara mengenali hubungan yang tidak sehat. Ia menyebutkan bahwa banyak individu tidak menyadari bahwa mereka telah berada dalam hubungan yang toksik karena termakan oleh konsep cinta yang salah.
“Pengalaman saya saat membuka konseling menunjukkan banyak yang tidak sadar bahwa beberapa tindakan atau perilaku pasangan sebenarnya adalah kekerasan. Sayangnya, hal ini sering kali dinormalisasi,” ungkap Husna.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran untuk mengidentifikasi tanda-tanda hubungan tidak sehat sebelum dampaknya menjadi lebih parah.
Ketua pelaksana seminar, Fitri Hariana Oktaviani, S.S., M.Commun., Ph.D., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan Jakarta Feminist, Institut Français d’Indonésie (Kedutaan Prancis), dan Yayasan Pulih. Seminar ini bertujuan memberikan edukasi kepada mahasiswa dan masyarakat umum terkait kekerasan dalam hubungan romantis, terutama kekerasan seksual dan gender.
“Saya berharap kegiatan ini dapat mengedukasi peserta tentang kekerasan seksual dan langkah-langkah penanganannya. Mahasiswa dan publik perlu mengetahui cara mengidentifikasi serta menangani kasus-kasus semacam ini,” ujar Fitri, dosen Ilmu Komunikasi UB.
Seminar ini diharapkan mampu memberikan wawasan baru kepada peserta tentang pentingnya menciptakan hubungan yang sehat dan bebas dari kekerasan. Melalui edukasi ini, FISIP UB menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekerasan dalam hubungan dekat serta cara mengatasinya.(Haq/Lun/Din)