Kanal24, Malang – Integritas adalah fondasi utama dalam membangun budaya akademik yang berkualitas. Untuk mewujudkannya, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) bersama Kemitraan dan USAID melalui program USAID Integritas mengembangkan program “Internalisasi Nilai Integritas di Ruang Akademik.”
Program ini mencakup serangkaian langkah strategis, termasuk pengembangan Sistem Informasi Anti-Plagiasi (SIAP), guna menciptakan ekosistem pendidikan yang menjunjung nilai kejujuran dan orisinalitas.
Ketua Pelaksana Program, Galieh Damayanti, SH, MH., menjelaskan bahwa program ini bertujuan mendorong integritas di lingkungan akademik melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) baru untuk pengecekan plagiasi. SOP ini kemudian dikembangkan menjadi sistem digital berbasis teknologi, yaitu SIAP, yang akan diluncurkan pada Januari 2025.
“Dengan SIAP, proses pengecekan plagiasi menjadi lebih transparan dan efisien. Mahasiswa, dosen, dan ketua program studi dapat memantau proses pengecekan secara daring, mengurangi potensi penundaan dan risiko pelanggaran,” ungkap Galieh dalam puncak acara Integrity Fair Kamis (12/12/2024).
Menurutnya, sistem ini memungkinkan pengecekan hingga 30 dokumen per hari dengan waktu maksimal 2×24 jam. Sistem juga memastikan pemeriksaan dilakukan sesuai urutan, menghindari tumpukan dokumen seperti metode manual sebelumnya.
Dekan Fakultas Hukum UB, Dr. Aan Eko Widiarto, SH, MHum., menekankan bahwa pengembangan SIAP adalah langkah strategis dalam mempersiapkan lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berkarakter.
“Di era teknologi, integritas menjadi semakin penting. SIAP dirancang untuk memastikan transparansi, dengan tingkat kesamaan (similarity index) maksimal 20%. Sistem ini juga dilengkapi mekanisme justifikasi untuk hasil yang melampaui batas tersebut,” jelasnya.
Dr. Aan juga mengungkapkan tantangan integritas akademik, seperti upaya mahasiswa mencari celah melalui manipulasi dokumen. Menurutnya, integrasi teknologi canggih menjadi kunci dalam menciptakan keadilan dalam proses akademik.
Sementara itu, Ahmad Qisa’i, Ph.D., Anti-Corruption Advisor USAID, memaparkan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen USAID untuk memperkuat integritas di perguruan tinggi.
“Program ini tidak hanya berfokus pada FH UB, tetapi juga memberikan inspirasi bagi institusi lain untuk mengembangkan budaya integritas yang berkelanjutan. SIAP adalah contoh bagaimana teknologi dapat mendorong perubahan pola pikir dan perilaku sivitas akademika,” jelasnya.
Ahmad menambahkan, kolaborasi ini menjadi model strategis untuk memperbaiki tata kelola pendidikan tinggi yang lebih transparan, efektif, dan berdampak positif bagi masyarakat luas.
Dalam puncak rangkaian program Integrity Fair ini, FH UB jg menggelar lomba esai bertema “Menjaga Orisinalitas Publikasi Ilmiah” dan seminar nasional. Acara ini dihadiri berbagai kalangan, termasuk perwakilan KPK, USAID, NGO, serta mahasiswa lintas universitas.
Pada seminar nasional bertema “Internalisasi Nilai-Nilai Integritas di Ruang Akademik,” berbagai isu terkait pelanggaran integritas akademik dibahas mendalam. Selain itu, seminar ini juga menjadi momentum peluncuran SIAP dan pengumuman pemenang lomba esai.
FH UB melalui dukungan USAID dan Kemitraan menunjukkan komitmen dalam menciptakan budaya akademik yang berintegritas. Dengan diluncurkannya SIAP pada awal 2025 nanti, sistem ini diharapkan menjadi standar baru dalam pengecekan plagiasi tugas akhir, sekaligus mendorong nilai kejujuran di ruang-ruang akademik.(din)