KANAL24, Jakarta -Nikel Shanghai melejit ke rekor tertinggi, Selasa, setelah pemasok utama Indonesia mengatakan akan melarang ekspor bijih nikel mulai tahun depan.
Kontrak nikel yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange melonjak sebanyak 8,9% ke rekor tertinggi 149.190 yuan (USD21.034,01) per ton, sementara nikel London menguat 3,6% menjadi USD18.710 per ton.
Namun kedua kontrak itu kemudian menyusut, dengan nikel di London Metal Exchange naik 0,1%, sedangkan nikel Shanghai Future Exchange melesat 7,1% pada pukul 14.22 WIB, demikian laporan Reuters , di Singapura, Selasa (3/9).
Eksportir bijih nikel dari Indonesia harus menghentikan semua pengiriman mulai 1 Januari 2020, terlepas dari kontrak apa pun, dua tahun lebih cepat dari rencana sebelumnya, dan meningkatkan kekhawatiran kekurangan pasokan bagi industri stainless steel .
“Dengan sumber daya di Filipina sangat menipis dibandingkan dengan 2014 ketika Indonesia terakhir melarang ekspor, kemampuan China untuk menemukan sumber lain relatif terbatas. Ini membuat para pedagang berebut untuk mengamankan pasokan,” kata ANZ dalam sebuah catatan.
Premi tunai nikel LME untuk kontrak tiga bulan turun menjadi USD58 per ton dari USD104 di sesi sebelumnya, menunjukkan pasokan yang ketat sedikit berkurang.
Perusahaan penambangan nikel Filipina kemungkinan akan meningkatkan produksi tahun depan ketika Indonesia melarang ekspor bijih tersebut, tetapi mungkin masih belum dapat mengisi kesenjangan pasokan.
Logam dasar lainnya sebagian besar mengalami pelemahan. Tembaga LME turun 0,5%, aluminium menyusut 0,4%, seng anjlok 1%, sedangkan timbal berkurang 0,4% dan timah merosot 1%. Di Shanghai, tembaga turun 0,7% sedangkan timah melonjak 1,3%.
Harga kobalt mencapai level tertinggi enam bulan di tengah ekspektasi penyusutan pasokan setelah produsen terbesar, Glencore, mengumumkan rencana untuk menutup tambang Mutanda di Republik Demokratik Kongo.
Terkait perang dagang, China mengajukan komplain terhadap Amerika Serikat di Organisasi Perdagangan Dunia atas bea masuk AS, mengatakan tindakan tarif terbaru itu melanggar konsensus yang dicapai para pemimpin kedua negara dalam pertemuan di Osaka. (sdk)