KANAL24, Malang – Kawasan Bromo Tengger Semeru (BTS) menjadi salah satu dari 3 prioritas yang disebut Gubernur Jawa Timur pada rapat kabinet dengan Presiden dan telah disetujui oleh Presiden. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc pada acara Brawijaya Tourism Forum di FIA UB, hari ini (12/9/2019). Acara ini mengambil tema Collaborative Governance dalam Meningkatkan Potensi Pariwisata Daerah.
Turut hadir pada acara ini, orang-orang nomor satu di Malang Raya. Bupati Malang Drs. Sanusi, M.M, Walikota Malang Drs. Sutiaji, M.Si, dan Walikota Batu Dra. Dewanti Rumpoko, M.Si serta jajaran civitas akademika di lingkup Brawijaya.
Menurut Emil, untuk mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat, pemprov berharap Malang bisa meningkatkan efektivitas BTS untuk menambah length of stay, yakni lama tinggal wisatawan terutama wisatawan mancanegara.
“Jadi benar-benar presiden dan jajarannya akan memberikan full support kepada kita untuk upaya pengembangan Bromo tengger Semeru. Ini harapan kami, bahwa Malang raya akan menjadi driver mesin penggerak dari pengembangan BTS,” terangnya.
Kolaborasi antara Brawijaya dengan kepala daerah di Malang ini tentu menjadi kolaborasi yang sangat penting karena pemprov akan memainkan peran pendukung didalamnya. Apa yang menjadi inovasi dari kepala daerah difasilitasi. Di dalam kawasan Bromo Tengger Semeru, Malang raya adalah bagian yang tidak dipisahkan. Diharapkan keberadaan malang raya menambah minat orang ingin ke bromo. Jadi, orang ingin ke bromo karena juga bisa menikmati Malang, bukan hanya untuk melihat sunrise.
“Kami meyakini ini momen yang tepat untuk kita bersinergi memastikan hal ini bisa berjalan. Kita harus mencari format lain, kami menyadari bahwa ada kajian yang dishare oleh pak dadang Deputi Bidang Pariwisata menyampaikan bahwa salah satu yang penting adalah membangun konektivitas bromo ke malang,” jelas Emil.
Menurut kajian LAPI, tim yang membantu Kemenpar. Selama ini ternyata orientasi ke bromo lebih banyak justru melalui Probolinggo, padahal yang dari Malang masih sangat berpotensi untuk ditingkatkan. Seperti melalui salah satu aksesnya yakni Gubuk Klakah yang memang perlu peningkatan. Oleh karena itu, konektivitas dari dan ke Malang Raya diharapkan bisa menjadi trade mark dalam pengembangan BTS kedepannya.
“Cara mewujudkannya, salah satunya dengan meningkatkan aksesibilitas. Kita tahu dengan adanya jalan tol sangat baik aksesibilitasnya. Misalnya ada yang ingin ke Batu, akses dari bandara Abd Saleh ada tol exit yang langsung menuju persimpangan yang menuju ke arah Batu. Lalu, kita sedang mendorong tol Malang Kepanjen untuk mengatasi kemacetan yang sangat besar dan kita rencanakan pembangunan di Batu,” pungkas Wagub kelahiran Jakarta tersebut. (meg)