Disaat perang dingin antara Amerika serikat dan sekutunya yang mewakili ideologi kapitalis berhadapan dengan Uni soviet dan sekutunya yang mewakili ideologi sosialis komunis, maka pada saat itu bertebaran kampanye propaganda tentang bahaya komunisme ataupun kapitalisme yang dilancarkan oleh kedua belah pihak yang sedang berseteru. Keduanya saling menjelekkan dan membuat propaganda penyetanan (demonologisasi) terhadap setiap lawan atau musuhnya itu. Dunia saat itu terbelah menjadi dua blok, blok barat kapitalisme dan blok timur komunisme. Pertarungan kedua kekuatan super power dunia itu kemudian berujung pada kekalahan komunisme dengan hancur bubarnya negara uni soviet menjadi negara-negara kecil Balkan. Walaupun sejatinya sosialis komunis adalah antitesa Kapitalis liberal yang keduanya berujung pada konsep atheisme, meniadakan Tuhan dalam percaturan kehidupan. Jika Komunisme tidak percaya adanya Tuhan maka kapitalisme menjadikan Tuhan tidak boleh memiliki peran apapun pada kehidupan hingga mereka meninggalkan Tuhan dari kehidupan.
Disaat kapitalisme berjalan sendiri dalam percaturan ideologi dunia maka mereka sadar bahwa bukan berarti musuh ideologi telah benar-benar tiada. Mereka sangat sadar bahwa ada kekuatan yang sejak lama sebenarnya telah bertarung dengan mereka dalam kurun yang sangat lama hampir 8 abad yaitu Islam. Mereka pun juga sadar bahwa Islam memiliki landasan ideologi yang sangat kuat tak mudah dikalahkan karena kaum muslimin memiliki konsep yang terintegral dalam keyakinan yang kokoh dapat terus hidup dalam pikiran dan tindakan nyata, bertebaran dalam berbagai sumber referensi utama agama, dalam kitab suci dan sumber hukumnya, alquran dan alhadist serta dalam ijma’ qiyas yang terdokumentasikan dengan sangat baik dalam berbagai kitab-kitab klasik kaum muslimin.
Kalangan barat yang mewakili ideologi kapitalis yang melahirkan beragam varian konsep kehidupan berupa demokrasi, liberalisme, pluralisme, sekularisme, pragmatisme dan sebagainya dalam banyak fakta sejarah membuktikan bahwa banyak hal dari sumber-sumber rujukan utama kaum muslimin baik dari alquran dan hadist serta sumber hukum lainnya dalam islam telah memberikan informasi penting yang valid dan presisi tentang realitas kehidupan baik tentang realitas sebelumnya (sejarah masa lalu) yang telah terjadi ataupun realitas masa depan yang akan terjadi secara tepat tanpa cacat sedikitpun bahkan pula memberikan informasi tentang realitas alam semesta yang akhirnya mampu menjadikan manusia mengetahui apapun yang menjadi rahasia semesta dan melahirkan berbagai ilmu pengetahuan hingga mengantarkan pada perkembangan teknologi yang sedemikian pesat seperti halnya realitas kehidupan saat ini.
Semua informasi islam yang bersumber dari rujukan utama sumber wahyu (alquran dan alhadist) telah benar-benar diyakini pula oleh mereka (kalangan kaum kapitalis) sekalipun mereka tidak mengimani konsepsi ketuhanan dan peribadatan islam namun mereka meyakini kebenaran informasi islam tentang kehidupan yang mampu mencipta realitas kehidupan (informasi yang memberikan inspirasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta realitas sosial kehidupan di masa depan). Sebagaimana yang selama ini telah dibuktikan dalam berbagai hasil temuan tekhnologi, astronomi, pengetahuan alam hingga realitas sosial yang mereka lakukan secara cermat melalui penelitian dan temuan-temuan mereka yang tidak terbantahkan akan kebenaran informasi sumber wahyu dari islam.
Demikian pula dalam bidang realitas kehidupan sosial masa depan mereka pun percaya bahwa islam pada saatnya nanti akan menguasai dunia kembali. Hal ini kalangan barat kapitalis sangatlah percaya bahwa hal itu benar-benar akan terjadi. Sehingga disaat sosialis komunis runtuh maka hal ini semakin meneguhkan mereka kalangan kapitalis barat bahwa Islam sebentar lagi akan menguasai dunia mengalahkan mereka kembali. Sebagaimana kaum muslimin percaya maka kalangan kapitalis barat juga percaya akan informasi sumber wahyu tentang perguliran masa, cakra buana dalam kehidupan manusia. Setidaknya terdapat dua hadits yang menjelaskan tentang ini, yaitu :
إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا
Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini, pada setiap akhir seratus tahun, orang yang memperbaharui untuk umat agama mereka (HR Abu Dawud no. 4291)
Yang kedua tentang periodisasi masa yang akan dilalui oleh kaum muslimin dalam perjalanan sejarah hingga akhir zaman, yaitu melalui sabdanya :
عن النعمان بن بشير قال: -كنا قعودا في المسجد مع رسول الله صلى الله عليه وسلم وكان بشير رجل يكف حديثه فجاء أبو ثعلبة الخشني فقال يا بشير بن سعد أتحفظ حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم في الأمراء فقال حذيفة أنا أحفظ خطبته فجلس أبو ثعلبة فقال حذيفة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها ثم تكون خلافة على منهاج النبوة فتكون ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها ثم تكون ملكا عاضا فيكون ما شاء الله أن يكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها ثم تكون ملكا جبرية فتكون ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها ثم تكون خلافة على منهاج النبوة ثم سكت قال حبيب فلما قام عمر بن عبد العزيز وكان يزيد بن النعمان بن بشير في صحابته فكتبت إليه بهذا الحديث أذكره إياه فقلت له إني أرجو أن يكون أمير المؤمنين يعني عمر بعد الملك العاض والجبرية فأدخل كتابي على عمر بن عبد العزيز فسر به وأعجبه أحمد)
Artinya: Dari Nu’man bin Basyiir berkata: Suatu saat kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, dan Basyir adalah orang yang dapat menahan perkataan. Maka datang Abu Tsa’labah Al-Khasyani dan berkata:”Wahai Basyir bin Sad apakah engkau hafal tentang hadits Rasulullah SAW pada masalah kepemimpinan. Berkata Hudzaifah:” Saya hafal ungkapannya. Maka duduklah Abu Tsa’alabah, maka Hudzaifah berkata: Rasulullah SAW bersabda:” Kalian akan mengalami masa kenabian sampai Allah menghendaki kemudian Allah angkat (masa kenabian tersebut) jika Allah menghendakinya. Seterusnya masa khilafah dengan manhaj kenabian sampai Allah menghendaki, kemudian Allah mengangkatnya jika Allah menghendakinya. Seterusnya masa raja yang menggigit sampai Allah menghendakinya, kemudian Allah mengangkatnya jika Allah menghendakinya. Seterusnya masa raja diktator sampai Allah menghendakinya, kemudian Allah mengangkatnya jika Allah menghendakinya. Seterusnya masa khilafah dengan manhaj kenabian, kemudian diam” Berkata Habib:”Pada saat Umar bin Abdul Aziz menjadi khilafah dan Yazid bin an-Nu’man bin Basyir adalah teman Umar bin Abdul Aziz. Maka saya tulis kepada hadits ini, mengingatkannya dan aku berkata kepadanya:”Saya berharap Amiril Mu’minin yakni Umar setelah (sebelumnya dikuasai) raja yang menggigit dan raja yang diktator. Saya masukan surat ini padanya, dan ia senang dan merasa kagum (pada hadits ini) (HR Ahmad)
Yang secara sederhana dari hadist diatas tentang periodisasi kekuasaan yang akan berlangsung dalam kehidupan ini hingga akhir zaman dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Manusia dipimpin oleh para nabi dan para rasul (masa kenabian)
2. Manusia dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin (masa khilafah sesuai dengan pedoman Rasulullah SAW
3. Manusia dipimpin oleh raja-raja yang menggigit (masa malik ‘adhon)
4. Manusia dipimpin oleh raja-raja ada penguasa yang diktator dan tidak berpedoman pada ajaran Islam.
5. Manusia dipimpin kembali oleh sistem khilafah sesuai pedoman yang dibawa nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan kedua informasi sumber wahyu tersebut diatas baik kalangan kaum muslimin dan kalangan kaum kapitalis barat percaya bahwa masa depan itu adalah milik kaum muslimin. Sehingga setelah runtuhnya sosialis komunisme maka musuh utama mereka adalah Islam. sebagaimana disampaikan pula oleh seorang penulis barat bernama Samuel Huntintong yang mencoba menkonstruksi realitas masa depan hubungan barat islam dengan istilah Clash Civilization, terjadinya benturan peradaban yaitu antara peradaban barat dan peradaban islam.
Sebagaimana yang dilakukan oleh kapitalis barat disaat bertarung dengan sosialisme komunisme soviet dalam melakukan pelemahan ideologi dengan beragam cara dan media, maka mereka melakukannya pula terhadap Islam. Dan strategi yang paling jitu untuk melumpuhkannya adalah dengan menanamkan proxy (atau boneka) dari kalangan internal kaum muslimin yang telah “terbaratkan” melalui dua strategi utama mereka yaitu pertama melakukan upaya penyetanan atas berbagai konsep islam yang memiliki kemungkinan akan dapat membangkitkan semangat dan kekuatan kaum muslimin. Kedua adalah upaya pelemahan konsep islam dengan menciptakan keraguan dan kekacauan berpikir melalui penanaman konsep baru kapitalisme yang dinaturalisasikan pada islam.
Pendekatan strategi pertama dibuatlah upaya reduksi pemahaman konsep-konsep Islam, sekaligus melakukan pernyetanan yaitu penciptaan kesan buruk atas konsep-konsep itu seburuk layaknya setan, antara lain : konsep dakwah direduksi dengan hanya untuk mengajak orang pada kebaikan saja, sementara dakwah yang ditujukan untuk mencegah orang dari kemungkaran dikesankan sebagai sebuah tindakan negatif radikal dan ekstrem. Konsep kedua yang direduksi adalah konsep jihad, menjadi hanya sebagai sebuah tindakan kebersungguh-sungguhan di dalam mewujudkan sesuatu seperti ekonomi, kesehatan, kesejahteraan. Dan menjauhkan ummat islam dari makna utamanya yaitu perang. Sementara pada makna utama ini, dilakukan penyetanan dengan pemberian label tuduhan ekstrimis dan teroris. Selanjutnya adalah konsep Khilafah. Jika dakwah terkait dengan konsepsi pemikiran, sementara jihad terkait dengan konsepsi tindakan, maka Khilafah adalah konsepsi institusional di dalam mengelola aspek kehidupan muslim. Pada yang demikian ini kapitalis Barat berupaya mereduksinya dengan pemahaman bahwa konsep ini dianggap tidak tepat dan tidak layak dalam praktek sistem politik dan pemerintahan modern saat ini yang dibangun atas suatu konsep nation. Konsep ini pun tidak lepas dari upaya penyetanan (demonologisasi) bahkan dibuatlah satu tindakan untuk menjustifikasi buruk dan jeleknya konsep Khilafah ini, melalui dibentuknya gerakan ISIS dengan mengusung tema Khilafah, sekaligus simbol-simbol yang mendukung atas konsep kehilafan, berupa bendera tauhid, Arroyah, dipadu pula dengan perilaku para teroris ISIS yang buruk dan jauh dari kesan Islami.
Semua strategi ini juga dibuat momentum untuk melakukan pelemahan sistematik melalui peristiwa 11 September 2001. Hal ini sangat mudah terbaca melalui komentar presiden AS saat itu dengan melempar istilah crusade pasca peristiwa black september tersebut yang kemudian berlanjut dengan propaganda konsep The New World Order. Tentu berbagai serentetan peristiwa yang telah berlalu tersebut tidaklah hadir dengan tiba-tiba, melainkan sebuah rangkaian tindakan konspiratif untuk melemahkan, sekaligus penyetanan terhadap konsep-konsep Islam yang telah menjadi musuh bersama selanjutnya (The Next Common Enemy) setelah kehancuran sosialisme komunisme.
Kemudian pada saat yang bersamaan dilakukan pula upaya pelemahan konsep teologis islam yang fundamental melalui redefinisi dan naturalisasi atas konsep-konsep itu dengan maksud membuat keraguan dalam keyakinan dengan cara memberikan kesan positif atas konsep baru yang sedang ditawarkan dan para propagandisnya akan didukung dengan powerfull baik dana, media, dan kebijakan. Konsep yang naturalisasikan itu walaupun sejatinya tidaklah bersumber dari Islam namun dipaksakan agar dikonsumsi oleh kalangan kaum muslimin khususnya para intelektualnya antara lain konsep demokrasi, liberalisme, pluralisme, inklusifisme, sekularisme, toleransi, feminisme dan sebagainya.
Berbagai realitas kehidupan ummat Islam akhir zaman yang semakin memburuk (kerusakan semua aspek kehidupan di bumi, islam yang semakin terasing dan teraniaya dsb) adalah bagian dari salah satu informasi sumber wahyu yang memang harus dilewati oleh ummat islam untuk menggenapi hadirnya kepemimpinan dunia oleh seorang pemimpin terbaik akhir zaman yang menjadi penanda berakhirnya sejarah kehidupan.
أَتَيْنَا أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنْ الْحَجَّاجِ فَقَالَ اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Kami mendatangai Anas bin Malik, lantas kami mengadukan ulah Hajjaj kepadanya. Maka dia pun berkata, “Bersabarlah kalian, tidaklah datang kepada kalian suatu zaman, melainkan zaman itu lebih buruk daripada zaman sekarang. Dan kondisi ini akan terus berlangsung hingga kalian semua bertemu Rabb kalian. Aku mendengarnya dari Nabi kalian.” (Al-Bukhari, Al-Fitan, hadits no. 7068)
أُبَشِّرُكُمْ بِالْمَهْدِيِّ يُبْعَثُ فِي أُمَّتِي عَلَى اخْتِلَافٍ مِنْ النَّاسِ
وَزَلَازِلَ فَيَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)
Sehingga sangatlah mudah dipahami bahwa berbagai huru hara dan kegaduhan politik, sosial dan teologis yang terjadi akhir-akhir ini terkait dengan ummat islam baik di Indonesia ataupun di dunia tentu tidak terlepas dari berbagai strategi konspirasi yang saya sebutkan diatas sebagai bagian dari sebuah pertarungan besar ideologi-ideologi dunia untuk menguasai kehidupan sekaligus sebagai penanda akan berakhirnya masa hidup suatu ideologi dan bangkitnya kembali kekuatan Islam sebagai penutup akhir kehidupan yang menggenapi berbagai fenomena akhir zaman menuju The End of History.
Untuk itu di akhir zaman seperti ini tetaplah istiqomah dijalan kebenaran, jalan terlibat dalam tindakan yang dapat menyakiti Allah, Rasulullah dan ummat islam ini dengan tidak mengikuti irama genderang yang ditabuh oleh musuh islam melalui propaganda pikiran dan tindakannya. Namun kuatkan ibadah dan hubungan dengan Allah serta kuatkan ikatan ukhuwah ummat ini dan terus mengikuti ulama-ulama yang shalih lagi lurus pikirannya. Semoga Allah swt membimbing kita dan menyelamatkan dari fitnah akhir zaman dan semoga kita semua terus diberikan kesabaran hingga Allah swt menetapkan putusannya untuk kebaikan kita diakhir perjalanan. Semoga Allah swt mengampuni dosa kita dan meridhoi langkah kita. Aamiin….
KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir al Afkar